Domino tertutup versi orang Banjar ini memang menarik karena membutuhkan daya ingat yang super. Masalahnya, tiap kartu dari dua ujung yang dibuang pemain sama dengan kartu yang sudah turun sebelumnya, dikumpul dan ditutup termasuk kartu double. Yang selalu tampil, minimal hanya satu kartu. (Panitia siapkan video tutorialnya).
Terkait permainan ini, rombongan saya dari Sulsel merasa beruntung karena disambut Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kalimantan Selatan, Prof Dr Ahmad Alim Bahri, Msi yang juga Rektor Universitas Lambung Mangkurat (Unlam), di rujabnya.
Usai dijamu pak Rektor yang juga Ketua HIKMA Enrekang di Kasel, dengan penuh persaudaraan ini, saya dan beberapa teman sengaja membiarkan teman lainnya diantar panitia ke Hotel 88 di pusat kota ‘Seribu Sungai’. Alasannya, saya, Muhammad Yusuf dan Afriansyah Bandoe (Abe) harus tahu dan bisa main aturan domino tertutup yang dihelat Porwanas.
Percaya tidak, 65 persen penduduk Kalsel, asal Sulsel. Tak heran kalau Persatuan Olahraga Domino (PORDI) Kalsel juga orang Selayar, Sulsel. Namanya, H.Arifuddin. Hebatnya, istri pak ketuapun ikut jadi yuri di kepanitiaan Porwanas XIV ini.
“Kami bersilaturahmi biasanya lewat permainan yang sangat menguras energi ini,” tutur pak haji, sang Ketua Domino yang ramah ini di sela permainan kami.
Domino ini susah juga, tapi apa boleh buat. Teman yang main di domino terbuka, hampir setiap saat di lobby hotel latihan bersama. Beda tertutup, susah mencukupkan satu meja, apalagi kurang diminati.