PEDOMANRAKYAT, SINJAI — Ewako, Rewako, Ehao adalah sebuah kata yang terdengar begitu asing bagi sebagian masyarakat Indonesia.
Menurut Kamus Populer Inggris-Makassar, Indonesia-Makassar, kata ewako atau ehao merupakan terjemahan dari kata ‘berani’ dalam bahasa Indonesia, dan ‘brave’ dalam bahasa Inggris.
Keberanian masyarakat Bugis-Makassar tergambar dalam semboyan pelaut Bugis-Makassar “Sekali layar terkembang, pantang biduk surut ke pantai”.
Kata ewako bagi orang Makassar atau Ehao bagi orang bugis Sinjai sering juga dikonotasikan negatif apabila kita tak dapat memahami makna sebenarnya dengan tepat.
Ehao dapat dipahami hanya sebuah kata emosional dari seseorang yang menantang orang untuk beradu fisik (berkelahi). Oleh karena itu sebaiknya harus memaknai kata ehao dengan tepat.
Beberapa tahun lalu ketika tim sepakbola kebanggaan Perssin Sinjai berlaga di Divisi Utama Liga Indonesia. Kata tersebut sering diteriakkan oleh suporter Perssin sebagai pembakar untuk memberikan dukungan saat berlaga di lapangan hijau.
Kini slogan ‘Ehao’ melekat pada diri seorang Penjabat Bupati Sinjai T.R. Fahsul Falah. Dalam setiap acara yang dihadiri baik itu acara pemerintahan, organisasi maupun saat bertemu dengan masyarakat, Pj. Bupati selalu melontarkan dengan lantang kata ‘Sinjai Ehao’.
Menurutnya, slogan ini memiliki makna yang mendalam untuk memberikan semangat baik itu kepada Aparatur maupun masyarakat untuk bersama-sama membangun Sinjai ke arah yang lebih maju dan berkembang.
“Kata Ehao berisi pesan yang penting untuk memotivasi para ASN dan masyarakat untuk ayo kita maju dan mau berubah untuk daerah Sinjai Bersatu ke arah yang lebih baik lagi,” tandasnya.