“Sistem yang dibangun ini memungkinkan pencatatan dan pengelolaan data yang lebih baik dan aman melalui penyimpanan cloud yang memungkinkan penyimpanan data secara aman dan terstruktur, mengurangi ketergantungan pada kertas, dan menghemat sumber daya. Melalui sistem ini, pelayanan administrasi kepada masyarakat menjadi lebih cepat, akurat, dan transparan,” paparnya.
“Selain itu, terjadinya peningkatan pemahaman dan kemampuan perangkat desa yang bertindak selaku operator dalam menggunakan teknologi informasi. Evaluasi pasca-program menunjukkan bahwa mayoritas operator merasa lebih percaya diri mengelola sistem informasi desa,” imbuhnya.
Harlinda menyampaikan, faktor kunci keberhasilan kegiatan PKM di Desa Buki berkat adanya dukungan penuh dari pemerintah desa dan partisipasi aktif masyarakat. Meski demikian, terdapat beberapa tantangan di desa yakni keterbatasan infrastruktur internet. Makas, tim PKM merekomendasikan peningkatan jaringan internet serta pelatihan lanjutan bagi operator desa agar program ini terus berjalan optimal.
“Diharapkan nantinya, Desa Buki bisa menjadi model desa modern dan inovatif dalam pengelolaan administrasi kependudukan, meningkatkan mutu pelayanan dan efisiensi administrasi, serta memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat. Dengan keberhasilan ini diharapkan pula dapat menjadi model kegiatan untuk desa-desa lain di Kepulauan Selayar dalam mengadopsi teknologi informasi untuk administrasi desa. Ke depan, UMI berencana memperluas program ini dengan pendekatan serupa ke wilayah lain, menjadikan desa-desa di Indonesia lebih modern dan terorganisir,” pungkasnya. (*)