Dalam diskusi tersebut, Ita Rosita, Ketua Umum Kohati Badko Sulselbar, juga berbicara mengenai pemberdayaan perempuan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembangunan global seperti SDGs, UHC, dan WEP.
Menurutnya, peran perempuan, mulai dari rumah hingga ke panggung dunia, dapat mendorong pengembangan kecerdasan, perilaku positif, dan keberanian.
“Meskipun ada tantangan budaya, ekonomi, dan sosial, perempuan memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi positif bagi kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Seminar ini juga menyoroti pentingnya pendidikan sebagai sarana untuk membangun generasi yang cerdas dan kritis. Rahdiatul Hadawia menyimpulkan, pendidikan tidak hanya menjadi instrumen perjuangan, tetapi juga merupakan “laboratorium manusia” yang membentuk karakter dan intelektual anak bangsa.
“Agenda ‘Dari Rumah ke Dunia’ harus diupayakan melalui penyadaran akan pentingnya pendidikan. Pada akhirnya, hal ini akan menguatkan peran perempuan sebagai agen perubahan dalam membangun masyarakat madani,” tutup Rahdiatul.
Harapan juga disampaikan oleh Dian, Ketua Panitia acara, yang menyatakan seminar ini menjadi ajang bagi perempuan untuk memahami peran mereka dalam mengaktualisasikan pengetahuan dan keterampilan.
“Perempuan yang memiliki bekal ilmu pengetahuan, disertai dengan kelembutan, ketulusan, dan kemampuan analisis yang tajam, adalah modal penting untuk berkiprah di dunia yang lebih luas,” pungkasnya.
Kegiatan ini diharapkan mampu menjadi langkah awal untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, baik di ranah domestik maupun publik, demi terwujudnya masyarakat yang adil dan berkeadilan gender.(Hdr)