Lahan Contoh Penghijauan di Kecamatan Parado Bima (2) : Harga Merosot, Produksi Meroket

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Saat itu harga jagung yang diprotes hanya berkisar Rp 3.500/kg. Sementara sesuai Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbapanas) No.05/2022 harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp 4.200/kg dengan kadar air 15-17%. Harga ini belum mampu menguntungkan petani jagung secara wajar dibandingkan harga dan biaya produksi yang dikeluarkan. Biaya produksi paling tinggi adalah pada komponen pupuk (30%) karena sangat berpotensi tergerus dibawa air hujan usai jagung ditanam.

Selain itu, kata Afifuddin, biaya tenaga kerja juga tinggi dan ini bervariasi, tergantung pada lahan pertanaman. Upah sangat ditentukan lahan dataran, tegalan, dan lahan miring. Urusan pembersihan lahan pun menuntut adanya pengeluaran biaya upah tenaga kerja. Upah ini berlangsung hingga penanaman, pemetikan, dan pemipilan. Bahkan hingga pengangkutan jagung untuk di-tarese (dipindahkan dari tongkolnya menjadi biji-biji jagung).

Analisis usaha tani yang dilakukan dinas teknis, menurut Afifuddin, biaya yang dikeluarkan petani berkisar antara Rp 21-Rp 23 juta/ha. Itu tergantung lahannya. Sementara HPP kisarannya hanya didapatkan petani jika menjual di lahan, berkisar antara Rp 3.500-Rp 3.800 per kg dengan kadar air 17-20%.

“HPP perlu dievaluasi karena biaya produksi terlalu tinggi, Biasa, ini yang sering dilupakan pemerintah. HPP harus dievaluasi setiap 2 tahun oleh lembaga yang berwewenang,” saran Afifuddin.

Persoalan ketersediaan gudang penampung jagung juga disorot Afifuddin. Dia menyebutkan, gudang PT Charon hanya berkapasitas 200.000 ton, gudang PT Sentosa Utama Lestari berkapasitas 16.800 ton. Gudang Bulog lebih banyak diisi oleh stok pangan beras. Bulog juga membeli jagung kalau ditugaskan jika diperlukan. Gudang milik pengepul/rakyat hanya berkapasitas 15.000 ton. Bandingkan ketersediaan dan kapasitas gudang dengan jumlah produksi satu musim.

Frekuensi kapal pengangkut jagung yang berlabuh di Pelabuhan Bima kerap memakan interval waktu lama. Pelabuhan Sape pun memiliki kapasitas terbatas. Hanya disandari kapal-kapal bertonase rendah. Padahal, dua pelabuhan ini merupakan pintu keluar 90% produksi jagung asal Kabupaten/Kota Bima, juga Kabupaten Dompu. Sebanyak 10% produksi lainnya diangkut dengan truk ke Lombok melintasi pelabuhan feri Tano di Sumbawa Besar.

Baca juga :  Karyawan BBGP Sulsel Outbond Di Pulau Dewata

Sementara Peraturan Badan Pangan Nasional tahun 2024 sebagaimana diberitakan Kompas.com 2 Mei 2024, panel harga Badan Pangan Nasional , harga jagung tingkat peternak naik Rp 590 per kg (7,22%) dibandingkan sebelumnya, yakni dari Rp 7.580 menjadi Rp 8.170/kg. Produksi jagung setiap musim meningkat dan meroket, namun tidak sebanding dengan harga jagung yang selalu merosot. (Bersambung)

1
2
TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Pertamina Gelar Anugerah Jurnalistik Pertamina (AJP) 2025, Apresiasi Insan Media dalam Transformasi Energi

Pedomanrakyat.co.id, Jakarta - PT Pertamina (Persero) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung dunia jurnalistik Indonesia melalui penyelenggaraan Anugerah Jurnalistik...

PSMTI Sulsel dan Pemkot Makassar Jalin Kerja Sama untuk Kemajuan Kota

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, mengajak semua elemen masyarakat untuk memperkuat kolaborasi dalam memajukan kota....

Oknum Pendemo dari Wajo di Bone, Apakah Soal Pilbup Belum Move On?

PEDOMANRAKYAT, BONE - Demo anarkis di Kabupaten Bone yang terjadi hingga malam tadi dinilai tidak murni lagi. Dari...

Ikut Menanggapi Pernyataan Sri Mulyani, BEMNUS: Negara Sudah Putus Asa

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Menteri Keuangan Sri Mulyani menuai kritikan setelah menyebut gaji guru dan dosen sebagai beban besar...