PEDOMANRAKYAT, ENREKANG – Kebijakan PJ Bupati Enrekang melakukan pergantian sampai pada pelantikan secara tiba-tiba terhadap 60 PLT Desa se-Kabupaten Enrekang, menjadi kontroversi dan membuat kegaduhan dikalangan masyarakat Kabupaten Enrekang yang di indikasikan cacat formil dan materil .
Sehingga Kordinator Aliansi Masyarakat Menggugat ( SIKAT) massenrempulu melaporkan langsung PJ Bupati Enrekang Marwan Mansyur di Kantor Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia Sulawesi Selatan atas dugaan maladministrasi .
“Memang betul kami sudah melaporkan PJ Bupati Enrekang ke Perwakilan Ombusman RI Sulawesi Selatan terkait dengan indikasi pelanggaran maladministrasi “ ungkap Kordinator Aliansi SIKAT Massenrempulu, Misbahuddin, saat dikonfirmasi awak media, Kamis (14/11/2024).
Terdapat beberapa poin yang dijabarkan Misbahuddin sebagai bukti petunjuk bahwa PJ Bupati Kabupaten Enrekang mengabaikan aturan yang sesunggunya.
Masalah Keputusan Bupati 670/KEP/X/2024 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Penjabat Kepala Desa Lingkup Pemerintah Kabupaten Enrekang dengan uraian sebagai berikut :
1. Proses penyusunan Keputusan Bupati 670/KEP/X/2024 cacat formil karena tidak dilakukan fasilitasi dan harmonisasi dengan pembuktian pembubuhan paraf hirarki koordinasi oleh Kabag Hukum, Aisten Pemerintah dan Kesra sampai dengan Sekrettaris sesuai Pasal 39 Peraturan Bupati Nomor 10 Tahun 2024 tentang Tata Naskah Dinas
2. Teknis Penyusunan pembentukan peraturan perundang-undangan terkait pemberlakuan Keputusan Bupati 670/KEP/X/2024 tidak dilakukan frasa penjelasan secara tegas dan lugas pencabutan dalam Diktum, Dimana penjelasan dalam diktum pencabutan Keputusan Bupati 670/KEP/X/2024 menimbulkan penafsiran yang berakibat multitafsir pandangan hukum karena tidak menyebutkan masing-masing SK. Penjabat Desa berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri 80 Tahun 2018 sebagaimana telah diubah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2020