“Maaf, saya sedih,” sambungnya segera, usai menyebut nama “Ibu almarhum”.
Dia pun bertanya kepada ibunya, tentang satu dari dua pilihan. Sebagai dosen Unhas dan karyawan bank. Sang anak pun menjelaskan perihal besaran gaji yang diterima jika menjadi dosen dan sebagai karyawan bank. Bank, gajinya begini. Ibunya pun mengeluarkan titah agar putranya memilih menjadi seorang dosen. Itulah yang dijalani Sumbangan Baja hingga kini.
“Saya percaya, Ibu telah memilihkan saya yang terbaik buat saya,” sebut lelaki yang kerap disebut ‘seniman geo spasial’ ini dalam acara yang diikuti beragai simpul media informasi di lingkungan Unhas, seperti Koran Kampus ‘Identitas’, Unhas TV, EBS Radio, Eksepsi Online BEM Fakultas Hukum Unhas, yang berlangsung sehari.
Ketua/Direktur Pengembangan Landscape dan Tata Ruang Kampus Unhas (2004-2008) ini mengatakan, setelah memperoleh kesempatan pendidikan di luar negeri, ternyata biaya yang diperolehnya jauh lebih tinggi dari iming-iming gaji yang ditawarkan jika menjadi karyawan bank.
Dengan memilih menjadi dosen, Sumbangan Baja bisa menapaki karier dengan gemilang. Sebelum menduduki jabatannya sebagai Sekretaris Universitas (Sekun) Unhas, Sumbangan Baja pernah menjabat Ketua Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Unhas, 2006-2010, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Puslitbang Wilayah Tata Ruang dan Informasi Spasial (2011-2014), Dekan Fakultas Pertanian Unhas 2014-2018, dan Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Infrastruktur Unhas tahun 2018-2022, hingga menjabat Sekun Unhas.
Sumbangan Baja pun tidak bisa melupakan media. Ternyata ada ceritanya pula. Ketika terpilih sebagai wisudawan terbaik tahun 1988, namanya menyebar pada berbagai media, khususnya media cetak dan dikenal orang.
“Nama anak kampung tiba-tiba terkenal dan dibaca orang di media,” ujar Sumbangan Baja dalam sesi yang dipandu Dr. Achmad Bahar, ST, M.Si yang juga Kepala Humas Unhas. (mda)