Dengan demikian, papar Ketua Harian Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (IKA UNHAS), hal ini menjadi harapan baru bagi jutaan penderita penyakit herediter dan degeneratif yang selama ini tidak ada obatnya.
“Namun, Investigasi jangka panjang juga diperlukan untuk memastikan sel basal yang ditransplantasikan bebas dari mutasi, bahwa sel tersebut tertanam secara stabil dan bahwa fungsi otak dapat dipertahankan,” imbuh Taruna.
Studi selanjutnya untuk menyelidiki dan memperbaiki temuan yang dibahas dalam ulasan ini diperlukan untuk memvalidasi kelayakan terapi berbasis sel untuk pengobatan Glioblastoma.
“Demikian pula, perlunya studi lebih lanjut tentang aplikasi transisi gen dan terapi berbasis sel ke perawatan klinis, pada berbagai kelainan degeneratif dan penyakit keganasan kanker lainnya,” pungkas Taruna Ikrar, salah seorang ilmuwan dunia yang menjadi kebanggaan Indonesia. (*)