Menurut Arinda, pendekatan yang diberikan kepada mitra yakni memberikan edukasi dan booklet panduan tentang strategi prinsip desain bangunan hemat energi. Kemudian memberi pemahaman serta strategi yang tepat dalam memilih atat elektrik yang digunakan seperti standar-standar penggunaan alat kelistrikan pada ruangan atau alat kelistrikan lainnya.
“Melalui program ini, mitra memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai pengaturan layout atau desain bangunan yang hemat energi, yang dapat menjadi solusi untuk permasalahan penggunaan energi berlebih akibat keterbatasan lahan.
Selain itu, edukasi mengenai strategi pemilihan dan penggunaan peralatan elektronik yang efisien turut membantu mitra dalam mengurangi biaya energi yang digunakan sehari-hari, dengan memilih perangkat yang lebih hemat energi. Kami juga memberikan booklet strategi bangunan hemat energi sebagai panduan praktis bagi mitra. Booklet ini diharapkan menjadi pedoman jangka panjang bagi mitra dan target sasaran untuk mewujudkan bangunan hemat energi, sehingga dapat membantu menurunkan biaya energi dalam operasional bangunan mereka,” tambahnya.
“Kegiatan inii juga memberi manfaat positif terhadap dampak lingkungan. Dengan pengurangan penggunaan energi tidak hanya menghemat biaya, tetapi juga mengurangi jejak karbon dan dampak lingkungan. Dengan mengedepankan efisiensi energi, mitra ikut serta dalam praktik ramah lingkungan yang sejalan dengan agenda keberlanjutan global,” tutup Arinda. (*ard)