“Salah satu fokus utama yakni merancang lingkungan sekolah dan hunian yang efisien sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup penggunanya. Warga diajak untuk mendiskusikan berbagai elemen penting dalam desain, seperti pencahayaan alami, ventilasi yang baik, serta tata letak ruang yang mendukung interaksi sosial. Dalam merancang sekolah, perhatian juga diberikan pada penciptaan lingkungan belajar yang nyaman dan merangsang kreativitas siswa,” ungkapnya.
“Keberlanjutan adalah hal yang sangat penting dalam arsitektur. Kami ingin mengajarkan kepada masyarakat bahwa desain yang baik adalah desain yang memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan dan sumber daya alam,” tambah Pratiwi yang juga Dosen Arsitektur Fakultas Teknik UMI.
Salah seorang anggota mitra, Umi Rahima, mengungkapkan, kegiatan PKM ini memberinya pengalaman dan pemahaman yang luar biasa terkait prinsip-prinsip arsitektur untuk sekolah dan hunian sesuai kebutuhan. Ada banyak ruang terbuka yang dapat digunakan untuk kegiatan ekstrakurikuler, kemudian pemanfaatan pencahayaan dan penghawaan alami yang sangat penting dalam berkegiatan.
Meinnarishh Warijan sebagai Wakil Kepala Sekolah sekaligus sebagai tim mitra dalam kegiatan ini menyampaikan agar kegiatan PKM semacam ini dapat terus berkembang dan meluas, tidak hanya di Kampung Bharu, tetapi juga di daerah lainnya. “Dengan melibatkan masyarakat dalam setiap tahap perencanaan, diharapkan bisa tercipta lingkungan yang lebih harmonis dan berkelanjutan. Dengan memberdayakan masyarakat untuk merancang hunian dan fasilitas publik yang sesuai dengan kebutuhan mereka, tercipta rasa kepemilikan dan tanggung jawab yang lebih baik,” ungkapnya. (*ptw)