PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Fungsional Perencana Ahli Pertama kerja sama Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas)-Pusat Pengembangan Kebijakan Pembangunan (PPKP) Unhas, Jumat (13/12/2024) berakhir. Kegiatan yang diikuti 25 peserta itu dimulai 4 November 2024 tersebut ditutup secara daring oleh Kepala Pusat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan (Kapusbin Diklat) Perencanaan Bappenas Wignyo Adiyoso, S.Sos, MA, Ph.D dihadiri Kepala Pusat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unhas Prof.dr.Nasrum Masie, Ph.D. dan Ketua PPKP Unhas Dr.Sultan Suhab, SE, M.Si.
Para peserta masing-masing : Anom Ardamana Warotama (Pemprov NTB), Farthur Rahman, Rubiyana Septian, Muhammad Satria Ardhi, Nena Desiyana, Rona Aria Nugrahawan, Angela Gerda Pratiwi, Elda Fajar Ristianto, Meizar Aulia, (Pemkab Kuningan), Rara Sasmita (Sekretariat Inspektorat Kemenhub), Citra Yulian Kristanti, Dipo Adi Negoro, Fairuz Nawfal Hamid, (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah), Nikhlah Gina Rostika, Cintiani, Siti Resnasari (Pemkab Indramayu), Mutia Jafar Sm, Wahdaniah (Pemkab Soppeng), Asyrafinafilah Hasanawi (Pemprov Jawa Barat), Annisa Bayanti Nusantara, Eti Sumiyati (Pemkab Kerawang), Chrizant Tiatira Manafe (Kemendagri), Ernatia Wati (Pemkot Tasikmalaya), Muhammad Nugroho Firdaus (KemenPAN RB).
Kepala PPKP Unhas Sultan Suhab melaporkan, kegiatan ini diikuti 6 orang dari kementerian dan lembaga pusat dan ada 16 orang dari pemerintah provinsi, kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat, 1 dari Provinsi NTB dan 2 dari Pemkab Soppeng Sulsel. Sebagian besar yang dari luar Sulsel itu untuk pertama kali menginjakkan kaki ke Makassar.
Kegiatan ini berlangsung dalam dua pekan pertama secara daring, 3 pekan sosialisasi pembelajaran di tempat masing-masing, dan 3 pekan secara luring berlangsung di PPKP Unhas dan itu sudah menyelesaikan 88 jam pelajaran melalui daring dan selama tiga pekan 143 jam pelajaran hingga secara total 269 jam pelajaran yang diselesaikan.
“Pada kasus faktual pariwisata berkelanjutan peserta melaksanakan ‘field trip’ ke Malino Kabupaten Gowa dan memperoleh sambutan dari Bupati Gowa dan Dinas Pariwisata Kabupaten Gowa dan secara langsung,” ujar Sultan Suhab.
Sultan Suhab mengemukakan, peserta memperoleh apresiasi yang sangat baik dari supervisor atasan langsung para peserta. Para peserta yang 25 orang ini berdasarkan komunikasi dengan atasan langsung mereka, para peserta dijamin kompeten dalam kompetensi standar minimun pertama. Para peserta memperoleh apresiasi yang sangat baik dari para supervisor atasan langsungnya dan memberikan nilai sempurna, bahkan ada di antaranya memperoleh 100.
“Berdasarkan apresiasi dari atasan langsungnya itu, kami menjamin teman-teman ini untuk terlibat sebagai tim dalam penyusunan dokumen perencanaan untuk tahun depan, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Daerah (RPJMD) kalau mereka dari Beppeda, maupun renstra yang ada di perangkat daerah maupun di kementerian. Realisasi pembelajaran itu betul-betul mengantarkan peserta memperoleh kompetensi dasar memiliki kemampuan dalam mengumpulkan data, menganalisis data, menulis dan mampu merumuskan permasalahan melalui data yang sudah mereka kumpulkan,” lapor Sultan Suhab sambil menambahkan nilai rata-rata dengan dari supervisor dan atasan langsung, mereka memperoleh 91,02 dan dari ketiga penilaian itu mereka memperoleh nilai rata-rata 80,81.
Kapusbin Diklat Perencanaan Bappenas Wignyo Adiyoso memberikan apresiasi dan terima kasih atas terlaksananya diklat ini dan mengungkapkan kerja sama dengan Unhas sudah berlangsung lama guna meningkatkan sumber daya manusia aparat pemerintah, terutama para perencana di seluruh Indonesia.
“Saya menyampaikan selamat kepada para peserta yang telah mengikuti dan dinyatakan lulus dalam diklat ini dan juga kepada PPKP Unhas yang melaksanakan kegiatan diklat ini,“ ujar Wignyo Adiyoso dalam sambutannya melalui zoom (daring).
Kapusbin Diklat Perencanaan Bappenas menyebutkan, diklat ini untuk pertama kali dilaksanakan menggunakan pendekatan pelatihan dengan kombinasi di tempat kerja, belajar melalui zoom, dan langsung belajar kombinasi antara teori dan praktik dan kunjungan lapangan di lokasi pelaksana (Unhas).
“Pengetahuan ini tidak akan bermanfaat jika diterapkan di lingkungan kerja masing-masing. Pelatihan di kelas itu biasanya 20-30%, dan ditentukan oleh kemampuan peserta mengaplikasikan di lingkungan kerja masing-masing harus benar-benar mendukung,” katanya mengingatkan.
