Diduga Terlibat Dalam Beberapa Kasus Korupsi, DPP GEMPAR Laporkan Wali Kota Makassar, Danny Pomanto ke Polda Sulsel

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Gerakan Masyarakat dan Pemuda Anti Korupsi (GEMPAR) NKRI menyambangi Polda Sulsel untuk melaporkan dugaan kasus korupsi Wali Kota Makassar dua periode, Moh. Ramdham Pomanto yang karib disapa Danny Pomanto, Rabu (25/12/2025).

Ketua Umum GEMPAR NKRI, Akbar Hasan Noma atau akrab disapa Akbar Polo dalam laporannya membeberkan beberapa item kasus yang dianggap melibatkan Danny Pomanto dalam dugaan indikasi korupsi yang bisa menjadi bahan penyidik untuk melakukan proses hukum

Dalam laporan GEMPAR NKRI, terdapat beberapa kasus dugaan korupsi yang melibatkan Walikota Makassar Danny Pomonto.

Pertama, Kasus Puskesmas UPB yang Mangkrak

Mangkraknya pembangunan Puskesmas Ujung Pandang Baru (UPB), Kecamatan Tallo terjadi sejak 2022. Pada tahun 2023, proyek ini telah mendapatkan anggaran APBD sekitar Rp 9,8 miliar, namun realisasi pengerjaannya mengalami hambatan, bahkan mangkrak, rusak dan dijarah. Dibangun sejak 2019 namun pembangunannya terhenti dengan alasan pandemi Covid 19.

Kasus mangkraknya Puskesmas UPB ini dinilai telah merugikan negara dan harus ditindaklanjuti oleh penegak hukum terkait adanya dugaan korupsi dan penyalahgunaan jabatan.

Di sini Walikota Makassar Danny Pomanto dianggap sebagai pejabat yang paling bertanggung jawab terhadap mangkraknya puskesmas UPB.

Kedua, Kasus Kontainer

Kasus dugaan korupsi dalam proyek pengadaan kontainer Makassar Recover. Kasus ini sudah mangkrak lebih dari dua tahun.

Proyek ini dimulai pengusutannya sejak Desember 2021. Tahun 2022, penyidik Polda Sulsel memeriksa semua camat. Penyidik Polda Sulsel menyebut ada kemungkinan kasus ini akan naik ke penyidikan. Polda Sulsel telah memanggil seluruh camat bahkan Walikota Makassar Danny Pomanto, namun hingga saat ini, tak ada perkembangan pengusutan.

Proyek kontainer Makassar Recover digulir sejak Agustus 2022. Proyek ini menelan anggaran sekitar Rp 15 miliar dengan asumsi anggaran yang dihabiskan sebesar Rp 90 juta per kontainer. Kontainer ditempatkan di 143 kelurahan.

Baca juga :  Sambut Hari Bhayangkara Ke-77, Polres Pelabuhan Makassar Ajak Masyarakat Ikut Lomba Konten Kreatif

Pagiat antikorupsi Mulyadi melihat, progres penyidik terkesan lambat. Harusnya kata dia, sudah ada perkembangan konkret dari penyelidikan selama setahun.

Mulyadi mengungkapkan, banyak kejanggalan dari proyek kontainer recover yang memang patut didalami. Ia yakin, dari pengusutan awal, penyidik memungkinkan telah menemukan indikasi penyimpangan.

Mulyadi meminta penyidik tak hanya fokus pada camat. Tapi juga mengusut pihak-pihak lain yang terlibat sebagai pengendali proyek.

Menurut Mulyadi, proyek kontainer recover menelan anggaran besar. Dan digulirkan di masa pandemi. Sehingga penanganannya patut mendapat prioritas lebih.

Sebelumnya, Desember 2021 penyidik Polda Sulsel telah memulai mengusut dugaan penyimpangan pada proyek pengadaan kontainer Makassar Recover Covid-19. Sejumlah camat telah diperiksa. Karena itu Mulyadi mendesak Kapolda Sulsel yang baru memberi atensi pada kasus ini.

Walikota Danny Pomanto dianggap sebagai pejabat yang paling bertanggung jawab atas kasus dugaan korupsi kontainer. Keterlibatan Danny Pomanto sebagai pejabat walikota dinilai sangat berperan dalam kasus ini.

Ketiga, Kasus Korupsi PDAM Makassar Haris Yasin Limpo

Kasus korupsi PDAM Makassar yang telah menjatuhkan vonis kepada dua terdakwa kasus dugaan korupsi PDAM Makassar masing-masing Haris Yasin Limpo (HYL) dan Irwan Abadi (IA) hukuman pidana selama dua tahun enam bulan atau 30 bulan penjara terkait pembayaran Tantiem dan Bonus/Jasa Produksi sejak tahun 2017-2019 dan Premi Asuransi Dwiguna Jabatan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar sejak tahun 2016-2019.

Walikota Danny Pomanto bahkan telah menerima premi asuransi itu walau belakangan mengembalikannya. Keterlibatan Danny di kasus ini bisa dilacak dari berbagai kebijakan yang dikeluarkannya untuk memperlancar pencairan premi asuransi itu.

Dalam kasus ini, Danny Pomanto telah dipanggil sebagai saksi, namun terhenti hanya pada pejabat PDAM semata.

Baca juga :  Jelang Pemungutan Suara, Polres Pelabuhan Makassar Gelar Rakor Guna Maksimalkan Keamanan Pilkada Serentak

Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) pun sangat mendukung upaya Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan (Kejati Sulsel) untuk mendalami keterlibatan seluruh pihak dalam pusaran kasus dugaan korupsi pengelolaan dana Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kota Makassar Tahun Anggaran 2016-2019. Di antaranya menyangkut keterlibatan Wali Kota Makassar, Moh. Romdhan Pomanto.b

1
2TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Prosesi Penamatan dan Wisuda Santri MDIA Taqwa Kampoeng Wadjo, sebuah Perayaan Prestasi dan Dedikasi

PEDOMAN RAKAT - MAKASSAR. Penamatan dan wisuda santri MDIA Taqwa Kampoeng Wadjo merupakan sebuah acara yang sangat penting...

Kompetisi Futsal Antar Pelajar Resmi Ditutup, Ini Pesan Wabup Sinjai

PEDOMANRAKYAT, SINJAI -- Wakil Bupati Sinjai Andi Mahyanto Mazda yang diwakili oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora)...

Waisaka Puja 2569 TB di Klenteng Kwan Kong Makassar Berlangsung Khidmat

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Umat Buddha memperingati Hari Tri Suci Waisak 2569 TB. secara khusuk dan khidmat. Termasuk di...

Jemaah Asal Makassar Wafat di Makkah, Jadi Yang Pertama dari Embarkasi UPG

PEDOMANRAKYAT, MAKKAH – Musim haji baru saja dimulai, namun kabar duka sudah datang dari Tanah Suci. Seorang jemaah...