Menurutnya, pendekatan strategis bottom-up menjadi krusial dalam menghadapi kondisi ini.
“Dalam keadaan seperti ini, penting bagi investor untuk berfokus pada sektoral. Kami mendorong investor untuk berkonsentrasi pada sektor-sektor dengan perputaran uang yang meningkat, terutama menghadapi kondisi likuiditas yang masih ketat,” ujar Oki pada Kamis (9/1/2025).
Oki juga memperingatkan bahwa volatilitas pasar yang tinggi kemungkinan masih akan terjadi hingga ada kejelasan lebih lanjut terkait faktor-faktor global, seperti kebijakan fiskal Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump dan eskalasi konflik geopolitik.
Proyeksi IHSG Akhir Tahun dan Sektor Favorit
Mandiri Sekuritas memproyeksikan IHSG pada akhir tahun 2025 akan mencapai level 8.150, dengan pergerakan pada kisaran 7.140-8.590. Beberapa sektor yang menjadi favorit di antaranya:
- Konsumsi
- Pangan
- Properti
- Telekomunikasi
- Transportasi
- Retail
Sementara itu, untuk kuartal II/2025, saham-saham sektor perbankan, otomotif, dan retail direkomendasikan untuk menjadi perhatian investor.
Sentimen Global yang Memengaruhi Pasar
Dari sisi global, kebijakan fiskal AS di bawah Donald Trump, seperti pemangkasan pajak dan kenaikan tarif impor, diperkirakan berdampak pada inflasi yang lebih tinggi dan memengaruhi ekspektasi suku bunga Federal Reserve (Fed Fund Rate).
“Faktor geopolitik sangat menentukan, namun kita di Indonesia tetap fokus pada bagaimana meningkatkan likuiditas di pasar modal domestik,” tambah Oki.
Dengan potensi rebound IHSG menuju level 7.305-7.421, investor diharapkan tetap waspada terhadap dinamika pasar dan memanfaatkan peluang pada sektor-sektor unggulan. Likuiditas pasar, kebijakan global, dan sentimen domestik menjadi faktor kunci yang perlu diperhatikan.
Pedomanrakyat.co.id bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca.(*)