Menag Matangkan Kurikulum Cinta dan Eco-Theology untuk Perkuat Kerukunan dan Kelestarian Alam

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Spirit Deklarasi Istiqlal dan Tantangan Global

Dalam seminar ini, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Arsad Hidayat menyoroti, dunia saat ini sedang menghadapi tantangan dehumanisasi dan kerusakan lingkungan.

“Dehumanisasi masih terjadi dalam bentuk praktik kekerasan dan konflik yang memakan korban jiwa. Sementara itu, kerusakan alam semakin mengkhawatirkan, dengan meningkatnya pemanasan global dan berkurangnya luas hutan,” ujarnya.

Berdasarkan data BMKG, suhu udara di Indonesia pada Januari 2025 tercatat sebagai yang tertinggi ke-11 sepanjang sejarah pengamatan sejak 1981.

Climate.gov juga mencatat, laju pemanasan global sejak 1982 meningkat tiga kali lebih cepat, mencapai 0,20°C per dekade. Dalam sepuluh tahun terakhir, luas kehilangan hutan di dunia telah mencapai 12,5 juta hektare.

Arsad menekankan, Deklarasi Istiqlal, yang ditandatangani oleh Imam Besar Masjid Istiqlal dan Paus Fransiskus pada 5 September 2024 di Jakarta, merupakan salah satu langkah penting dalam menghadapi tantangan tersebut.

Deklarasi ini berfokus pada dua isu utama, yaitu melawan dehumanisasi dan memperkuat upaya pelestarian lingkungan.

“Dua diksi utama dalam Deklarasi Istiqlal, yakni ‘Kurikulum Cinta’ dan ‘Eco-Theology’, harus terus diamplifikasi dan diimplementasikan dalam kehidupan nyata,” tegas Arsad.

Dukungan Luas dari Berbagai Kalangan

Seminar internasional ini menghadirkan berbagai tokoh nasional dan internasional, termasuk mantan Deputy Menteri Wakaf Mesir As-Said Muhamad Ali Al-Husaini, Direktur KSKK Madrasah Nyayu Khodijah, Rektor UIN Alauddin Makassar Hamdan Juhanis, serta civitas academica Perguruan Tinggi Keagamaan.

Selain itu, Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin dan Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad juga turut menjadi pembicara utama.

Acara ini diikuti lebih dari 200 tokoh secara langsung dan lebih dari 1.000 peserta secara virtual melalui aplikasi Zoom.

Selain itu, seminar ini juga disiarkan secara langsung melalui YouTube As’adiyah, memungkinkan jangkauan yang lebih luas bagi masyarakat untuk memahami konsep Kurikulum Cinta dan Eco-Theology.

Baca juga :  Dimana Puasa Kita?

Dengan semakin matangnya konsep ini, diharapkan agama dapat memainkan peran lebih besar dalam menciptakan masyarakat yang rukun, penuh kasih sayang, serta bertanggung jawab dalam menjaga kelestarian lingkungan untuk generasi mendatang.(Hdr)

1
2
TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Sekda Sinjai: Peta Proses Bisnis Jadi Instrumen Penting Tingkatkan Pelayanan Publik

PEDOMANRAKYAT, SINJAI -- Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sinjai, Andi Jefrianto Asapa membuka secara resmi Bimbingan Teknis (Bimtek) Penyusunan Peta...

PNUP Benahi Akses SDN 79 Mambue dengan Paving Ramah Lingkungan

PEDOMANRAKYAT, MAROS – Masalah klasik jalan becek dan berlumpur di depan SDN 79 Mambue akhirnya tuntas. Jalan tanah...

Tim Dosen PNUP Atasi Genangan Air di SDN 79 Mambue dengan Paving Block Ramah Lingkungan

PEDOMANRAKYAT, MAROS — Tim dosen Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) menerapkan teknologi paving block berpori untuk mengatasi persoalan...

Dua Warga Luat Unterudang Terkena Panah, Warga Luat Unterudang Minta Kapolda Sumut Copot Kapolres Padang Lawas

PEDOMANRAKYAT, PADANG LAWAS - Warga Luat Unterudang yang melakukan aksi menginap di PT Barapala diserang oleh puluhan oknum...