“Seorang Teman di Langit,” Anil Menghadirkan Tuhan, tapi Tidak Menyebut-Nya

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

PEDOMAN RAKYAT – MAKASSAR. Diskusi buku kumpulan cerpen “Seorang Teman di Langit” yang digelar Sabtu, 08/03/2025 di Markas Komunitas Anak Pelangi ( K-Apel ) Jalan. Dg. Tata III Lrg Dg Jakking Kelurahan Parang Tambung Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Kegiatan ini merupakan kesempatan yang sangat berharga untuk menggali makna dan pesan yang terkandung dalam karya sastra tersebut.

Kumpulan cerpen , yang ditulis oleh Anil Hukma, menawarkan bacaan yang unik dan mendalam tentang kehidupan manusia dan hubungannya dengan lingkungan sekitar.

Moderator acara ini adalah Drs. Asnawin, M.I.P, seorang jurnalis. Sedangkan narasumber yang dihadirkan adalah Prof. Dr. Mardi Adi Amin, seorang penulis dan akademisi dan Drs. Muhammad Amir Jaya, seorang penyair dan Ketua DPP IPMI.

Anil Hukma sebagai penulis buku ” Seorang Teman di Langit ” mengatakan seperdua dari kumpulan ( 14 cerpen ) yang dibukukan itu merupakan imajinasi dan seperduanya lagi merupakan kenyataan hidup di tengah masyarakat. Untuk itu katanya, dirinya lebih menikmati jika berada di tengah masyarakat ketika sedang menulis.

Anil Hukman-pun meminjam yang sering dikatakan alm. Husni Djamaluddin, ” seniman selalu minoritas”. Untuk itu perlu lahir seniman-seniman baru.
Berbeda dengan pandangan Ishak Ngelrayatan ” kita ini eksklusif, karena tidak semua bisa jadi seniman,”
Dengan meminjam dua ucapan seniman Makassar, nampak jelas harapan Anil Hukman , perlu lahir seniman-seniman muda.

Semua cerpen di dalam buku ” Seorang Teman di Langit ” sudah dimuat di media massa antara lain Surat Kabar Pedoman Rakyat, Harian Fajar, Harian Kompas, Surat Kabar Kampus Identitas, Tabloid Kibar dan lain-lain.

Drs. Muhammad Amir Jaya, penyair dan ketua DPP. IPMI ( Ikatan Penulis Muslim Indonesia ) mengawali paparannya mengatakan ” Perjumpaan selalu memberi semangat.”
Dialog selalu dimulai dari sebuah pertanyaan, dalam kumpulan cerpen ” tengkorak kepala ” di harian Kompas tahun 2003. Ucapan Gunawan Muhammad mempertanyakan untuk apa menulis cerpen ” kalau hanya ingin menyampaikan gagasan atau ide. Kenapa tidak menulis Opini atau Surat Dari Pembaca saja.
Menurut Amir Jaya, cerpen lain, disitu ada kisah, yang akan membawa pembaca dalam kisah.
Dan tidak semua orang diberikan anugrah untuk menulis cerpen.

Baca juga :  Sambut Kedatangan Presiden Jokowi, Ini Harapan Pedagang Sinjai

Amir Jaya mengakui, untuk membahas lebih dalam buku kumpulan cerpen ” Seorang Teman di Langit ” perlu renungan khusus karena ada Sufinya.

” Saya, lebih dulu kenal karya-karya Anil Hukma, ketimbang penulisnya,” ujar Amir Jaya

*Siapa Yang di Langit*

Seorang Teman di Langit, penulis tidak menampakkan siapa yang di langit.
Secara ” nakal ” Anil menghadirkan Tuhan, tapi tidak pernah menyebutkan-Nya.
Terus Siapa ?

1
2TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Taruna Ikrar Lantik 24 Pejabat Struktural BPOM, Berikut Harapan Ilmuwan Dunia Ini

PEDOMANRAKYAT, JAKARTA - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, memberikan apresiasi atas kenaikan status 13...

Jaga Kenyamanan Ibadah, Bhabinkamtibmas Balang Baru Intensifkan Pengamanan Tarawih

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Dalam upaya menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) selama bulan suci Ramadan, Bhabinkamtibmas Kelurahan...

Danrem 141/Toddopuli Disambut Hangat Bupati Irwan Hamid

PEDOMANRAKYAT, PINRANG - Kehadiran Komandan Komando Resor Militer (Danrem) 141/Toddopuli, Brigadir Jenderal TNI Andre Clift Rumbayan bersama rombongan...

Kadis Kominfosandi Hadiri Kegiatan Jurnalis Berbagi dari PWI dan IWO Pinrang

PEDOMANRAKYAT, PINRANG – Kepala Dinas Kominfosandi Pinrang, Andi Haswidy Rustam menegaskan, jurnalis memiliki peran besar dalam menyebarkan informasi....