“Aduh….,” pekik Arief Hidayat mendengar jarak 300 km yang disebutkan Novela.
“Ee…300 km, minta maaf. Manusia bukan Tuhan. Ya, 30 m, 300 m, 300 m,” Novela meralat ucapannya dua kali yang membuat yang hadir di ruang sidang gemuruh.
Menjawab pertanyaan Arief Hidaya yang lain, Novela tetap bergeming tidak mau berbicara tentang pemilu di kampung tetangga, kecuali hanya di Kampung Awaputu.
“Saya bisa kacau ini, kalau terus…,” kata Arief Hidayat sebelum menutup dialog dengan perempuan yang aktivis Partai Gerindra ini.
“Iya, sama. Saya juga kacau, Pak. Saya kacau, Bapak lebih kacau,” sahut Novela kembali melanjutkan gemuruh suara tertawa yang hadir di ruang sidang.
Kisah lengkap selama sidang pemeriksaan Novela ini saya muat lengkap, sehingga mereka yang tidak sempat menyaksikan dialog yang hangat itu dapat membacanya. Kisah Novela selama sidang MK tersebut tertuang pada bab II “Bintang Sidang MK” dengan judul tulisan, “Novela, ‘Bintang’ dari Papua”.
Selain pengantar Adik Hamdan, Presiden Republik Indonesia (periode 2004-2009 dan 2009-2014) Susilo Bambang Yudhoyono juga memberikan sekapur sirih. Wakil Presiden Republik Indonesia (periode 2004-2009 dan 2014-2019) M.Jusuf Kalla pun memberikan pengantarnya.
Penulis N.Syamsuddin Ch.Haesy, menulis prolog, mengantar pembaca menyimak isi buku dengan seluruh fotonya berwarna ini. Sedangkan kakak dari Hamdan Zoelva, Prof.Dr.Ahmad Thib Raya, M.A. menutup isi buku berisi 10 bab ini dengan epilog. (MDA).