Kepala Desa Nangawera Umar, S.H. memprediksi, banjir besar itu membawa sebagian korban banjir bandang Wera terarus ke arah timur di sebelah utara Pulau Sangiang, sehingga sulit ditemukan. Juliani boleh jadi terbawa arus melalui celah laut antara Wera dan.Pulau Sangiang. Arus laut di antara daratan Pulau Sumbawa dengan Pulau Sangiang ini terkenal sangat deras. Ini merupakan jalur laut pertemuan dua arus, dari Laut Flores di sebelah utara dan Samudra Indonesia di sebelah selatan melalui celah di ujung timur Pulau Sumbawa. Itulah kemungkinan penyebabnya sehingga jenazah para korban tidak ditemukan, kecuali Juliani yang ditemukan di sekitar Pulau Padar.
“Banjir kali ini terjadi empat kali yang besar,” ungkap Umar, S.H.
Total yang meninggal terbawa arus 6 orang di Nangawera, 1 orang di Desa Wora, dan seorang lainnya di Desa Nunggi yang tertimbun tanah longsor. Jembatan yang rusak di Kecamatan Ambalawi ada lima. Sekarang jembatan yang rusak itu sudah dapat dilalui kendaraan. Ada jembatan darurat.
“Pada hari keempat pascabanjir jembatan sudah dapat dilintasi. Hujan dalam 2-3 hari terakhir reda,” Umar menambahkan.
Yatim Piatu
Sepeninggal suami pertamanya beberapa tahun silam, Juliani hidup bersama anak tunggalnya Iqbal, 4 tahun. Namun setelah Juliani melepas predikat ‘single parent’-nya dengan menikahi Alwi yang berasal dari Sape, Iqbal yang sudah yatim itu diambil sang kakek.
Pada saat musibah banjir bandang datang, Iqbal yang tinggal Bersama kakeknya, sedang berada di kebun. Kebanyakan warga desa di daerah dataran tinggi di Bima, pada saat tanaman mulai menjelang berbuah, selalu menjaga tanamannya. Mereka menginap di pondok yang dibangun khusus untuk menemani dan menjaga tanaman dari hama, seperti babi rusa. Di kebun itulah, Iqbal tinggal bersama kakeknya dan juga selamat dari bencana yang merenggut ibu beserta adik sambungnya.
Saat Dr. Mastorat, S.Ag.,M.H., dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Bima datang ke Desa Nangawera menyerahkan bantuan yang bersumber dari masyarakat Bima di Sulawei Selatan, Iqbal juga hadir bersama kakeknya. Bayi di bawah lima tahun ini asyik bermain dengan benda di depannya. Dia belum mengerti akan arti kehilangan seorang ayah dan kini ibu yang melahirkan, Juliani. Iqbal kini menjafi seorang anak yatim piatu. (M.Dahlan Abubakar).