PEDOMANRAKYAT, LUWU TIMUR – Tomoni Timur, Luwu Timur – Pemerintah Kabupaten Luwu Timur melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (KB) menggelar mini lokakarya(Minlok) percepatan penurunan stunting di Kecamatan Tomoni Timur, Kamis (20/2/2025).
Kegiatan yang berlangsung di Aula Kantor Kecamatan Tomoni Timur ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan dari pemerintah daerah, tenaga kesehatan, dan masyarakat.
Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Luwu Timur, Aini Endis Anrika. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Camat Tomoni Timur Yulius, Danramil Mangkutana, Kepala Puskesmas Tomoni Timur Niluh Gd Sumardani, Koordinator Penyuluh Lapangan KB (PLKB), Tim Pendamping Keluarga (TPK), Ketua TP PKK Desa, pendamping desa, serta para kader setempat.
Dalam sambutannya, Camat Tomoni Timur Yulius, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kecamatan Tomoni Timur, mengapresiasi penyelenggaraan lokakarya ini.
Menurutnya, kegiatan ini merupakan langkah penting untuk menekan angka stunting di wilayahnya. Data terbaru dari Puskesmas Tomoni Timur menunjukkan terdapat 54 kasus stunting pada Januari 2025, dengan kasus terbanyak ditemukan di Desa Purwosari dan Margomulyo, masing-masing sebanyak 13 kasus.
Kami akan menggelar pertemuan khusus dengan pihak terkait di desa-desa untuk mengidentifikasi permasalahan dan penyebab stunting. Hasilnya akan didiskusikan bersama untuk mencari solusi terbaik,” tegas Yulius.
Kepala Puskesmas Tomoni Timur, Niluh Gd Sumardani, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai intervensi untuk menangani stunting di wilayah kerjanya. Langkah-langkah tersebut meliputi edukasi, kunjungan rumah, sosialisasi, hingga pemberian makanan tambahan.
Namun, Niluh menekankan bahwa penanganan stunting tidak bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan saja. “Banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan angka stunting, sehingga diperlukan kerjasama dan kepedulian semua pihak, terutama orang tua balita,” ujarnya.