Aktivis HMI itu menegaskan, aksi ini adalah bentuk keprihatinan terhadap kondisi petani yang semakin terdesak.
“Banyak petani mengeluh karena harga gabah jatuh di bawah Rp 6.500. Mereka terpaksa menjual gabah karena hujan deras yang bisa merusak hasil panen, sementara mereka juga sedang sangat membutuhkan uang,” tukasnya.
Kami berharap, Bulog ke depannya harus memiliki infrastruktur yang memadai untuk menyambut musim panen sehingga tak lagi gagap ketika petani panen raya.
“Bulog seharusnya sudah menyiapkan infrastruktur untuk membeli dan menampung gabah petani. Jangan sampai harga jatuh hanya karena alasan gudang penuh. Ini menunjukkan Bulog kurang siap,” ujarnya lagi.
Ia juga menambahkan pentingnya pengembangan sistem pemasaran, peningkatan akses pasar, pengembangan teknologi serta pengembangan program edukasi dan pelatihan terhadap petani dan elemen terkait. (*)