“Selain itu, transparan terhadap segala kebijakan yang berhubungan langsung dengan kemaslahatan masyarakat Bulukumba. Sebab kita tahu bersama bahwa di kepala kita masih terbayang soal korupsi beras senilai Rp 2,1 milyar yang melibatkan Pimpinan Bulog Cabang Bulukumba,” bebernya.
“Mestinya ada wujud nyata yang dilakukan oleh Pimpinan Bulog Cabang Bulukumba bagi para petani. Tidak hanya sebatas agenda-agenda pencitraan semata di medsos yang menurut saya ini kesannya terlalu euforia,” tutur Asdar Sabtu (19/04/2025) lalu.
“Menanggapi aksi unjuk rasa teman-teman Alerta, kami duga Bulog telah berkomitmen untuk membeli seluruh gabah petani sesuai dengan HPP Inpres yang telah ditetapkan oleh pemerintah, dan soal adanya mobil pengangkut beras dari Sidrap itu harus ada keterbukaan informasi publik kepada seluruh masyarakat Kabupaten Bulukumba serta DPRD Kabupaten Bulukumba telah memberikan komitmen tegas terkait rekomendasi strategis pengadaan Alat Pengering (Dryer) untuk diteruskan lansung kepada anggota DPR RI,” paparnya.
“Kami atas nama Aliansi Pemerhati Tani dalam waktu dekat akan kembali melakukan aksi unjuk rasa guna mendesak Perum Bulog Kanwil Sulsel dan Sulbar untuk mengevaluasi kinerja Pimpinan Bulog Cabang Bulukumba yang dinilai cukup gagal dalam memberikan solusi atas segala bentuk masalah yang dihadapi para petani saat ini,” sambungnya.
“Kami juga mendorong pihak TNI-Polri untuk melakukan investigasi lebih lanjut terhadap dugaan permasalahan adanya mobil penggangkut beras dari Kabupaten Sidrap,” tegas Asdar mengakhiri keterangannya. (rid)