Mentan Amran menekankan, keunggulan iklim Indonesia memungkinkan kegiatan tanam sepanjang tahun. Untuk itu, Indonesia menawarkan kerja sama kepada Jepang dalam membangun klaster pertanian berbasis teknologi canggih, yang diharapkan menjadi lumbung pangan bersama kedua negara.
Fokus utama kerja sama meliputi pengembangan varietas padi tahan kekeringan dan salinitas (kadar garam) seperti Biosalin, serta varietas padi gogo untuk lahan kering.
“Indonesia dan Jepang akan mendorong pengembangan teknologi mekanisasi dan sistem smart farming untuk meningkatkan produktivitas pertanian,“ jelas Mentan Amran.
Selain itu, dari sisi perdagangan Indonesia membuka diri untuk memfasilitasi akses produk susu Jepang yang memenuhi standar kualitas dan keamanan pangan nasional, serta mendukung peningkatan gizi masyarakat. Sementara, Indonesia menawarkan peningkatan ekspor Crude Palm Oil (CPO) ke Jepang.
“Untuk itu akan dilakukan pembahasan dan pengkajian teknis lebih lanjut untuk meyelaraskan potensi kerjasama dan kelancaran arus perdagangan dengan Dirjen terkait kami,“ kata Mentan Amran.
Menteri Eto Taku menambahkan, Jepang saat ini juga tengah mengembangkan varietas tanaman baru melalui badan riset publik maupun pemerintah, yang tahan terhadap iklim panas, angin kencang, hingga badai, dengan potensi hasil produksi 30 persen lebih tinggi.
Ia berharap pengalaman dan inovasi dari kedua negara dapat saling melengkapi untuk memperkuat ketahanan pangan di kawasan.
Pertemuan ini menandai komitmen kuat Indonesia dan Jepang untuk membangun kerja sama pertanian yang lebih erat dalam menghadapi tantangan global ke depan. (*)