Selain varietas unggul, Mentan Amran mengemukakan program pompanisasi yang digencarkan juga berdampak pada peningkatan produksi padi Indonesia. “Ketiga adalah kita lakukan intensifikasi lahan biasanya menanam 1 kali, kita lakukan pompanisasi sehingga bisa menanam 2-3 kali,” ungkapnya.
Lebih lanjut, sebagai upaya menjaga sektor pertanian yang berkelanjutan, Mentan Amran juga mendorong keterlibatan generasi muda. “Generasi milenial, generasi Z, kita ajak turun dengan teknologi dan kita tunjukkan bertani jauh lebih menguntungkan daripada menjadi pegawai,” terangnya.
Mentan Amran menyampaikan bahwa peningkatan produksi ini juga didukung oleh langkah konkret dan kebijakan pemerintah yang pro terhadap petani.
Sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, penyaluran pupuk bersubsidi disederhanakan dan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dinaikkan menjadi Rp6.500 per kilogram. Kebijakan ini dinilai memberikan kesejahteraan bagi petani dan mendorong semangat petani untuk menanam.
Berbagai keberhasilan di sektor pertanian Indonesia tersebut mendapatkan pujian dari Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang. Eto Taku mengapresiasi capaian luar biasa Indonesia dan langkah strategis pemerintah Indonesia untuk memitigasi dampak perubahan iklim.
“Terkait dengan perubahan iklim, Bapak Menteri Pertanian Indonesia sudah mengambil inisiatif dan upaya seperti intensifikasi dan sebagainya. Bapak Menteri sampaikan Indonesia berhasil meningkatkan produksi 62 persen. Apa yang dilakukan di Indonesia menjadi contoh baik yang dapat ditiru oleh masyarakat Jepang,” ungkap Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang, Eto Taku. (*)