Koordinator lapangan aksi kemudian dengan tegas meminta pihak keamanan untuk mengosongkan area MBB1 dan menghentikan segala aktivitas hingga adanya penyelesaian antara PT Vale Indonesia dan ahli waris Abdurrabbie di Seba-seba.
Di tengah aksi, sempat terjadi ketegangan ketika seorang anggota tim keamanan menjadi sasaran kemarahan massa. Hal ini dipicu oleh kehadiran yang bersangkutan saat insiden perusakan dan ucapannya yang mengaku sebagai preman pada saat itu.
Seorang peserta aksi bahkan menantang anggota keamanan tersebut untuk berduel.
Diketahui bahwa aksi solidaritas perjuangan tanah ahli waris Abdurrabbie ini direncanakan berlangsung sejak 1 April 2025 hingga tuntutan mereka terpenuhi, sesuai dengan surat pemberitahuan aksi yang telah dilayangkan.
Berdasarkan bukti-bukti yang ada, tanah yang dipermasalahkan tersebut telah dikuasai oleh ahli waris Abdurrabbie secara turun-temurun dan keberadaannya diakui oleh pemerintah.
Sementara itu, aktivitas pertambangan di lapangan terus berjalan tanpa adanya penyelesaian dengan pihak ketiga atau ahli waris yang bersangkutan. (bara)