Bupati Wajo pun menyambut dengan baik. Tak hanya memberi restu, ia juga menyampaikan komitmen penuh untuk mendukung ruang gerak adat dan budaya sebagai bagian dari visi pembangunan berkelanjutan. “Adat bukan masa lalu, tapi pijakan masa depan,” tegasnya dalam pertemuan tersebut.
Sekjen PALASARA, Andi Fachri Makkasau Karaeng Simbang Karaeng Ngunjung menambahkan, setelah sukses mengukuhkan keberadaan di Selayar, Bulukumba, dan Pinrang, kehadiran PALASARA di Wajo menambah energi baru dalam merangkai kekuatan adat yang bersatu, solid, dan bermartabat.
Di tengah arus globalisasi yang kadang menggoyahkan akar identitas, PALASARA tampil sebagai jangkar yang menjaga arah: kembali ke nilai, kembali ke jati diri. Di sinilah rumah bagi semua suara adat tanpa sekat politik, tanpa warna kepentingan.
“PALASARA bukan milik satu generasi, tetapi titipan lintas zaman.
Saatnya adat mengambil peran sentral, menguatkan akar, merangkul masa depan,” tandasnya. (*Rz)