“Kami tidak sempat selamatkan apa-apa, hanya baju di badan dan surat-surat penting. Kami sekarang menumpang di rumah sepupu,” kata Hasna.
Ia menambahkan bahwa saat ini dirinya dan keluarga berfokus pada dua hal utama, yakni menjaga kondisi anaknya yang menjadi korban kekerasan seksual dan membersihkan sisa puing-puing kebakaran agar mereka bisa segera memasang tenda darurat di atas lahan rumah yang terbakar.
“Harapan saya, semoga pemerintah segera menyalurkan bantuannya untuk kami-kami korban kebakaran ini. Saya juga berharap UPT PPA Kota Makassar dan Tim PBH Peradi bisa berkoordinasi dengan pihak terkait untuk kepentingan terbaik anak saya, yang sekarang tambah trauma karena kejadian ini,” tutur Hasna.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada media yang terus mengikuti dan memantau kondisi mereka. “Terima kasih untuk dukungan moral dari tim media. Semoga ujian ini bisa saya lalui, Pak,” ucapnya lirih.
Listrik Padam, Bantuan Mendesak Dibutuhkan
Tidak ada fasilitas umum seperti sekolah, kantor, atau tempat ibadah yang terdampak. Namun, aliran listrik di kawasan tersebut sempat padam, sekitar pukul 18.00 Wita Tim PLN sudah berupaya maksimal untuk menormalkan kembali aliran listrik yang sempat padam pasca kebakaran.
Kebutuhan mendesak saat ini meliputi tenda dan perlengkapan keluarga (family kit). Penanganan bencana melibatkan BPBD, Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar), TNI/Polri, RT/RW, Babinsa, Linmas, dan relawan SIBAT PMI Tamalate. (Restu)