Mengenai eksportabilitas pada Public Private Partnership dalam pengelolaan PLTU pada Bosowa Energy di Kabupaten Jeneponto, kata Promovendus, menunjukkan, pengalihan alokasi risiko pembangunan, pengoperasian serta pemeliharaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab PT Bosowa Energy, sehingga tidak membebani pemerintah dalam pengalokasian sumber daya seperti anggaran. Hal ini telah sesuai sebagaimana skema PPP yang diterapkan.
“Penelitian ini merekomendasikan responsivitas menjadi elemen pelengkap untuk mendorong keberhasilan model PPP efektif. Responsivitas kedua belah pihak dalam melaksanakan tanggung jawab masing-masing yang tertuang dalam PPA sangat penting untuk memastikan PPP berjalan dengan baik,” ungkap anak mendiang pasangan H. M. Sirajuddin Madjid-Hj Ningki Syamsuddin tersebut.
Azhary Sirajuddin dalam penelitiannya menyarankan, secara khusus diharapkan adanya peningkatan peran atau kontribusi dalam hal mengatur dan mengawasi distribusi batu bara serta memberikan dukungan yang lebih kuat dalam hal kebijakan agar ketersediaan batu bara yang berkualitas dan terjangkau dapat lebih stabil.
“Selain itu pengawasan regulasi dan penciptaan kebijakan yang memperlancar investasi swasta perlu dimaksimalkan,” ujarnya kemudian menambahkan, ”untuk menghindari hambatan dalam operasional, PT PLN Persero perlu memastikan sistem pembayaran yang tepat waktu”.
Pembayaran yang tepat waktu akan meminimalisasi risiko finansial bagi PT Bosowa Enery, khususnya dalam pengadaan batu bara dan operasional produksi listrik. Untuk mengatasi keterbatasan pasokan batu bara berkualitas tinggi, PT Bosowa Enery dan PT PLN dapat mengeksplorasi sumber batu bara alternatif yang lebih terjangkau dan mudah diakses, sehingga produksi listrik tetap terjaga dengan biaya yang efisien.
PT Bosowa Energy merupakan perusahaan “joint venture” antara Sumbergas Sakti Prima dan Bosowa Corporation yang bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan regional Sulawesi Selatan dan Barat. Tenaga listrik yang dibangkitkan disalurkan ke sistem jaringan Sulselbar milik PT PT PLN Persero dengan kontrak kerja sama berdurasi 30 tahun.
PLTU ini berlokasi di Desa Punagaya, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto telah memiliki 4 pembangkit dengan total kapasitas terpasang 520 MW yang dibangun di atas lahan 100 hektare. Proses pembangunan dimulai dengan pemurnian air laut menjadi air demin yang menjadi umpan ‘boiler’ untuk produksi uap dengan bahan bakar utama batu bara. Uap air yang bertekanan dialirkan ke turbin untuk memutar generator yang berfungsi untuk menghasilkan tenaga listrik.
PLTU ini secara komersil beroperasi tahun 2012 dengan senantiasa menerapkan mutu lingkungan sebagai acuan dalam menetapkan pola operasi sehingga proses produksi berwawasan lingkungan secara berkesinambungan. Sebanyak 626 karyawan di PLTU ini di bawah naungan PT D & C yang berada pada PLTU PT Bosowa Energy.
Alumni SMA Negeri 1 Makassar angkatan 82 dan suami dari Hj Fakiha Fattah ini sebelum terjun ke perusahaan swasta. pernah berkarier di Universitas Hasanuddin. Antara tahun 2010-2024 menjabat Manajer Aministrasi Umum PT Bosowa Energy, kemudian menjabat Direktur Utama PT Ciptaniaga Mandiri Abadi 2010-hingga sekarang.
Hadir pada acara promosi Dr. H. Azhary Sirajuddin, M.Si, di antaranya H. M. Aksa Mahmud/Ny. Ramlah Aksa, mantan Wakil Gubernur Sulsel Ir. Agus Arifin Nu’mang, M.Si, Ny.Fatimah Kalla, sejumlah Kepala OPD Provinsi Kalimantan Utara yang menyertai kunjungan Gubernur Kaltara, sahabat promovendus yang alumnus SMP Negeri 6 dan SMA Negeri 1 Makassar serta sejumlah undangan yang memadati aula LPPM Unhas. (*)