Pimpinan Cabang Perum Bulog, Faris Sudirman menjelaskan, tadi pihaknya telah melakukan rapat dengan Bupati Polman, H. Samsul Mahmud beserta Kadis Tanpan, Kadis Perindagkop dan pihak Perpadi Provinsi Sulbar, maupun Perpadi Polman.
“Mengenai harga beras di pasaran yang agak melonjak dan menjadi beban masyarakat, Insya Allah bulan Juli akan teratasi, karena pemerintah pusat melalui Bapanas akan merampungkan penyaluran beras bantuan untuk Kabupaten Polman sebanyak 884 ton kepada 44.000 penerima manfaat (KPM) selama 2 bulan, yakni bulan Juni dan Juli 2025.
“Penyaluran 2 bulan tersebut, PKM akan menerima sebanyak 20 kg, yakni bulan Juni sebanyak 10 kg dan Juli juga 10 kg, sehingga total beras yang akan diterima sebanyak 20 kg per keluarga penerima manfaat,” jelas Pincab Perum Bulog Polman, Faris Sudirman di ruang kerjanya setelah rapat bersama Bupati, Senin (30/05/2025).
“Mengenai penyaluran beras SPHP dan beras yang lainnya kami dari Perum Bulog cabang Polman masih menunggu penugasan dari Bapanas, terkait kapan bisa disalurkan, namun masyarakat Kabupaten Polman tidak usah khawatir terkait stok beras di Polman,” ujarnya.
“Perum Bulog cabang Kabupaten Polman masih memiliki stok sebanyak 19.000 ton, itu bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Polman hingga bulan Januari 2026,” pungkas Faris.
Di tempat terpisah Sekretaris Perpadi Sulbar mengungkapkan, situasi perberasan di Polman sangat memprihatinkan, karena disamping harganya melonjat juga stok di pabrik (di penggilingan) sudah habis. “Sehingga kami berharap kepada Pemkab Polman, melalui Perum Bulog cabang Polman untuk menyurat ke Bapanas agar beras yang sedang tertampung di Bulog bisa dikeluarkan untuk dipasarkan,” harap Supriadi.
Bendahara Perpadi Sulbar, juga pemilik penggilingan padi terbesar dan tercanggih di Sulbar, H. Sabarudin mengungkapkan, stok beras di penggilingan sudah sangat minim, hanya memiliki 2 jenis yakni premium merk MM dengan harga di penggilingan Rp 15.200/kg dan medium merk Nenas harga Rp 14.300, adapun merk Malolo yang sangat laris di pasaran sudah tidak ada.
“Kami juga sudah stop melakukan pengiriman beras keluar daerah, sejak tanggal 10 juni 2025,” tandasnya. (Junaedi Asma)