SPPI bukan hanya tempat membentuk kekuatan fisik, tetapi juga ruang pembinaan jiwa kepemimpinan, nasionalisme, dan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman multidimensi seperti siber, hibrida, disinformasi, serta krisis energi dan pangan.
Sebagai penutup kegiatan, digelar kirab SPPI dan Batalyon Teritorial Pembangunan yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari drumband militer dan sipil, komunitas otomotif, hingga kendaraan taktis dan pasukan pengawalan. Sebanyak 60 kendaraan dikerahkan, menandakan sinergi kuat antara TNI, Polri, dan masyarakat.
Kirab ini menjadi ajang pamit para peserta SPPI kepada masyarakat sebelum terjun langsung mengabdi di wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara. Keterlibatan mereka ke depan akan menjadi kekuatan transformatif dalam pembangunan nasional berbasis ketahanan rakyat semesta.
Dengan berakhirnya program, para lulusan SPPI secara resmi ditetapkan sebagai anggota komponen cadangan pertahanan negara. Mereka dipersiapkan tidak hanya untuk mendukung kekuatan utama TNI, tetapi juga menjadi agen perubahan dalam masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan.
Mayjen Windiyatno menekankan bahwa kehadiran komponen cadangan SPPI adalah wajah pertahanan masa depan Indonesia. “Mereka adalah generasi yang siap tempur, berpikir strategis, dan unggul dalam teknologi. Inilah cerminan Indonesia yang kita cita-citakan,” tegasnya dengan semangat.
Mengakhiri sambutannya, Pangdam memberikan pesan motivatif kepada para lulusan agar menjadikan setiap pelajaran sebagai bekal pengabdian. “Teruslah belajar, berbuat, dan mengabdi. Setiap langkah kalian hari ini adalah awal dari Indonesia yang lebih kuat, lebih maju, dan lebih bermartabat,” tutupnya penuh harap. (*Rz)