Adhy juga mengingatkan, perlawanan terhadap aksi premanisme bukan hanya datang dari aktivis mahasiswa, melainkan juga dari berbagai elemen masyarakat, termasuk alumni dan pengamat.
Ia menuntut sikap tegas dari para pemangku kepentingan, mulai dari Rektor, Kapolda Sulsel, Kapolrestabes Makassar, hingga Wali Kota dan Gubernur Sulawesi Selatan.
Mereka diminta tidak tinggal diam terhadap aksi intimidatif yang belakangan menyasar mahasiswa dan institusi pendidikan.
Namun, alih-alih menangkap pelaku premanisme, Adhy menyebut aparat justru melakukan penggerebekan terhadap sejumlah kader IPMIL.
“Maksudnya apa?. Ketika yang diteror tak diberi perlindungan, malah korbannya yang digerebek. Ini menimbulkan tanda tanya besar,” pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi terkait tudingan tersebut. Pedomanrakyat.co.id, masih berupaya menghubungi Kapolrestabes Makassar dan jajaran terkait untuk meminta klarifikasi. (Nuryadin)