Amran menargetkan peningkatan nilai ekspor dari Rp 20 triliun menjadi Rp 2.000 triliun bila pengolahan dilakukan di dalam negeri. “Kita stop jadi penonton. Mulai sekarang, komoditas unggulan kita harus diolah oleh anak bangsa sendiri,” tambahnya.
Dalam forum yang juga dihadiri Gubernur DIY Sri Sultan HB X dan akademisi UGM Prof. Jamhari tersebut, Mentan Amran memaparkan data bahwa pertanian kini menjadi sektor penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar nasional, yakni mencapai 10,52%. Capaian ini diperkuat oleh keberhasilan menjaga stok pangan nasional di tengah ancaman krisis global.
Data BPS menunjukkan bahwa sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menyerap 19,41 % tenaga kerja di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2024, menjadikannya sebagai sektor lapangan usaha penyerap tenaga kerja terbesar kedua setelah perdagangan.
Angka ini menegaskan bahwa pertanian tetap menjadi tulang punggung ekonomi daerah, serta menjadi tumpuan hidup jutaan keluarga di pedesaan. Amran juga menyoroti pentingnya transformasi pertanian berbasis teknologi tinggi, dari drone hingga mesin tanam otomatis. Mentan menyebut DIY sebagai role model nasional dibidang pertanian.
“Dengan kombinasi karakter pemimpin seperti Pak Sultan, teknologi, dan kolaborasi lintas sektor, saya yakin Indonesia akan jadi negara superpower di dunia,” tutup Amran. (*)