PEDOMANRAKYAT, PINRANG – Dengan alasan ikut serta pada kegiatan Porseni memperingati HUT RI ke 80 tingkat Kecamatan Tiroang, Pinrang, pihak SDN Inpres Tonrong Saddang (ITS) bersama Komite Sekolah sepakat memungut dana kegiatan kepada tiap siswa.
Besaran nilai yang dipungut itu sebesar Rp 250 ribu ditambah 4 liter beras per siswa, baik yang terlibat dalam kegiatan porseni maupun yang tidak. Bagi siswa yang mengikuti kegiatan gerak jalan, juga dibebankan biaya sebesar Rp 25 ribu bagi laki-laki dan Rp 50.000 bagi perempuan. Porseni dalam rangka memperingati HUT RI ke 80 tingkat kecamatan Tiroang itu sendiri dipusatkan di Lapangan Sepak Bola Tiroang selama 9 hari. Selama berlangsungnya kegiatan, tiap kontingen peserta mondok di rumah-rumah warga.
Dengan beban biaya yang harus dibayar itu, sejumlah orang tua siswa mengeluh dan memprotes kebijakan tersebut. Akibatnya, masing-masing anak orang tua siswa yang memprotes, sama sekali tidak lagi dilibatkan dalam kegiatan Porseni itu.
Mukmin, salah satu orang tua siswa mengaku memprotes kebijakan itu. Ia menilai, jumlah itu tidak realistis dan hanya menguntungkan pihak tertentu. Jumlah itu, kata Mukmin, sudah ditentukan pihak sekolah sebelum ada pertemuan dengan komite sekolah dan orang tua siswa.
“Sebelumnya ditentukan Rp 270 ribu lebih, dan kami protes hingga ditetapkan menjadi Rp 200 ribu tambah 4 liter beras per siswa. Belakangan kemudian berubah menjadi Rp 250 ribu per siswa. Setuju atau tidak, biaya itu harus dibayar,” katanya, saat ditemui di kediamannya, Kamis (14/8).
Mukmin mengaku sudah membayar Rp 250 ribu, tetapi kemudian dikembalikan oleh pihak sekolah tanpa alasan yang jelas. Dampaknya, anaknya yang masih duduk di kelas 6 tidak dilibatkan pada satu pun kegiatan porseni.
Kepala SDN ITS Tiroang, Masnawi tidak menampik adanya pembayaran per siswa terebut. Pembayaran itu, kata Masnawi, disepakati oleh orang tua siswa melalui rapat komite sekolah. Sementara jumlah siswa yang dikenai pembayaran itu sebanyak 90 siswa.