KEMERDEKAAN DAN PANGAN KITA

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Pujian Presiden Prabowo Subianto

Presiden Prabowo Subianto berkali-kali memberikan apresiasi terbuka atas kerja keras Amran. Ia menegaskan:

“Saya ucapkan terima kasih kepada Pak Mentan atas pengendalian Anda terhadap situasi pertanian. Ini sangat bagus… masalah pangan adalah masalah kedaulatan dan kemerdekaan bangsa.”

Prabowo mendukung langkah tegas menaikkan HPP gabah agar petani sejahtera, serta menindak praktik penggilingan nakal. Ia menyebut kinerja pertanian dalam 100 hari kabinet sebagai pencapaian luar biasa.

Publik pun sepakat: survei menunjukkan tingkat kepuasan terhadap kinerja Amran mencapai lebih dari 89%, menempatkannya sebagai salah satu menteri dengan rating tertinggi.

Apresiasi ini bukan sekadar pujian personal, tetapi pengakuan bahwa pangan kini benar-benar ditempatkan sebagai fondasi kemerdekaan.

Dimensi Spiritual Kemerdekaan Pangan

Kemerdekaan pangan juga memiliki dimensi spiritual. Al-Qur’an menegaskan:
“Makanlah dari rezeki yang halal lagi baik yang telah Allah berikan kepadamu, dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya kepada-Nya menyembah.” (QS. An-Nahl: 114).

Rasulullah SAW pun mengingatkan: “Tidaklah seorang mengisi wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tulang punggungnya.” (HR. Tirmidzi).

Artinya, kemerdekaan pangan bukan sekadar soal cukup, tetapi juga soal keberkahan. Ia menyangkut kesucian rezeki, penghargaan terhadap petani sebagai perantara rahmat, dan rasa syukur atas karunia bumi Nusantara.

Seruan Kemerdekaan Pangan

Kemerdekaan sejati bukan hanya tercetak dalam teks proklamasi. Ia hidup di sawah yang menghijau, di lumbung yang penuh, di meja makan rakyat yang sederhana namun terjamin. Kemerdekaan pangan adalah fondasi: tanpa itu, bendera hanyalah kain, dan demokrasi hanyalah pesta kata.

Bung Karno sudah berpesan: “Pangan adalah hidup matinya bangsa.” Maka jangan biarkan pesan itu jadi kutipan beku di buku sejarah. Jadikan ia bara api dalam kebijakan negara, jadikan ia semangat di hati petani, jadikan ia doa di bibir setiap ibu yang memasak untuk anak-anaknya.

Baca juga :  PLN Terima Penghargaan ADB Atas Implementasi Green Loan Proyek Ketenagalistrikan di Indonesia Timur

Bangkitlah, Indonesia!
Berdirilah di atas kaki sendiri, beri makan dirimu sendiri, dan tegakkan kemerdekaan panganmu. Karena tanpa pangan, kemerdekaan hanyalah ilusi. Tetapi dengan pangan yang merdeka, Indonesia akan tegak berdiri, sejajar dengan bangsa besar dunia—berdaulat, berwibawa, dan bermartabat.

Merdeka!

Muliadi Saleh : Penulis | Pemikir | Penggerak Literasi dan Kebudayaan

“Menulis untuk Menginspirasi, Mencerahkan, dan Menggerakkan Peradaban”. (*)

1
2
TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Prof. Dr. Abdullah Thalib, S.Ag, M.Ag,: Dakwah Gerakkan Transformasi Sosial

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Peran dakwah adalah menggerakkan transformasi sosial dan komunikasi hikmah demi perubahan masyarakat. Dakwah pun menghadirkan...

TGR 27 Juta Ex BUMDes Kasuratan, Pegiat Anti Korupsi Minahasa Minta Audit Menyeluruh Masa Kepemimpinan Dolly Nangley

PEDOMANRAKYAT, TONDANO - Laporan Kejaksaan terkait dugaan penyelewengan dana BUMDes Kasuratan Tahun Anggaran (TA) 2018 sampai 2022 telah...

PWI Pusat Ingatkan Jurnalis Tak Terjebak Copy Paste dan Hoaks di Era Teknologi

PEDOMANRAKYAT, BANDAR LAMPUNG — Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Akhmad Munir, menegaskan bahwa para jurnalis harus...

Direktur WIM Apresiasi Kehadiran SMSI Wajo, Siap Perkuat Kolaborasi Pembangunan Daerah

PEDOMANRAKYAT, WAJO - Direktur Wajo Intelektual Mandiri (WIM), Nurdin Sonte, menyampaikan apresiasi dan sambutan hangat atas kehadiran resmi...