Mentan Amran Beberkan Penyebab Harga Beras Masih di Atas HET Meski Stok Surplus

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

“Yang besar harusnya tidak masuk mengganggu yang kecil. Karena yang kecil, kalau dia beli Rp6.500, yang besar beli Rp6.700. Kalau yang kecil naik Rp6.700, yang besar beli Rp7.000. Artinya, yang kecil terganggu,” tegasnya.

Meski begitu, Mentan Amran melihat dinamika pasar belakangan justru membawa dampak positif. Penurunan penjualan beras premium di supermarket modern diikuti dengan peningkatan permintaan di pasar tradisional. Hal ini memberi kesempatan bagi penggilingan kecil untuk kembali mendapatkan pasokan.

“Tapi lihat fenomena, setelah terjadi pengurangan premium di supermarket modern, terjadi peningkatan penjualan di pasar tradisional. Kemudian penggilingan kecil mendapatkan supply. Itu adalah berkah bagi penggilingan kecil dan pasar tradisional.” tuturnya.

Mentan Amran menilai penting untuk meluruskan pemahaman publik. Dengan stok beras yang hanya sekitar 23 juta ton tersisa di sisa tahun berjalan dan kapasitas giling terpasang hingga 165 juta ton, wajar bila tidak semua penggilingan bisa beroperasi penuh. Kondisi ini membuat penggilingan kecil kerap kalah bersaing dalam harga.

“Kalau berasnya saat ini tinggal 23 juta, gak banyak, kapasitas pabrik seluruhnya itu 165 juta, tentu kan tidak kebagian yang kecil. Kenapa yang kecil? Kalah bersaing dalam harga. Nah, ini mudah-mudahan akan terbentuk struktur pasar baru,” ujarnya.

Selain faktor kapasitas dan distribusi, Amran juga menyoroti adanya praktik kecurangan yang ikut mengerek harga beras. Ia mengungkapkan bahwa ada pihak-pihak yang menaikkan harga secara tidak wajar, jauh di atas harga seharusnya.

“Nah, setelah itu diperparah lagi dengan harga dan kualitas yang tidak benar. Itu mengangkat harga. Dan itu sudah berapa tersangka ditetapkan” ungkapnya.

Berdasarkan pemantauan terbaru, Mentan Amran menyebut harga beras sudah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah, meski di beberapa wilayah lain masih bertahan.

Baca juga :  Mengenal Kiprah dan Sosok Kades Tamalanrea dari Cerita Warga

“Kemudian kami pantau tadi, itu sudah terjadi penurunan (harga beras) di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, kecuali Sumatera Utara masih tetap harganya, Aceh turun, Kalimantan Selatan turun, kemudian Sulawesi Selatan. Jadi turun, Lampung juga turun. Pasti turun,” terangnya.

Mentan Amran melanjutkan membantah anggapan bahwa tingginya harga beras saat ini disebabkan penyerapan besar oleh Bulog. Ia menekankan bahwa Bulog hanya menyerap sekitar 8 persen dari total beras yang beredar, sedangkan sisanya dikuasai oleh swasta.

“Ada pengamat tuh mengatakan kenapa harga tinggi, karena Bulog serap banyak, benar nggak? Sekarang adalah yang diserap itu Bulog hanya 8%. 2,8 juta ton dibagi dengan 34 juta ton itu sama dengan 8%. Swasta serap 92%.” pungkasnya.

Mentan Amran menegaskan pemerintah bersama kementerian terkait telah beberapa kali melakukan rapat koordinasi terkait kondisi ini. Ia optimistis kesepakatan bersama akan menghasilkan struktur pasar baru yang lebih sehat. (*)

1
2
TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Menag Soroti Dampak Perang dan Kerusakan Iklim di Pembukaan MQK Internasional

PEDOMANRAKYAT, WAJO - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar hari ini membuka Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Internasional 2025 di...

Refleksi Hari Kelam: IMM INTI Jeneponto Gelar Aksi “Panggung Bebas”

PEDOMANRAKYAT, JENEPONTO – Bertepatan dengan peringatan rentetan peristiwa kelam pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang sering diistilahkan "September...

Kisah Inspiratif Atikah Zalfa: Wakili Sulsel Pada Lomba Bertutur tingkat Nasional

PEDOMANRAKYAT, LUTIM - Dari sudut Perumahan Pesona Bumi Batara guru di Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, tinggal seorang...

Udang Vaname Jadi Menu SPPG Bontoharu, Contoh Serapan Bahan Baku Lokal untuk MBG

PEDOMANRAKYAT, SELAYAR – Menu yang diterapkan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bontoharu yang dikelola Yayasan Assoong Kabajikang...