Mereka merancang sistem yang memadukan sumur resapan dengan drainase adaptif guna meningkatkan infiltrasi air ke tanah, mengurangi limpasan permukaan, dan menjaga konservasi air tanah lokal.
Selain pembangunan fisik, lanjut Nursamiah, S.T., M.T., rangkaian kegiatan juga meliputi survei topografi, sosialisasi kepada masyarakat, hingga pelatihan teknis konstruksi.
“Masyarakat sekitar masjid didorong terlibat langsung, baik dalam proses pengerjaan maupun pemeliharaan fasilitas,” tuturnya.
Menurut Nursamiah, keberhasilan program tidak hanya diukur dari pengurangan genangan, melainkan juga dari tumbuhnya kesadaran publik mengenai pengelolaan lingkungan perkotaan secara berkelanjutan.
“Edukasi dan pemberdayaan masyarakat menjadi kunci agar teknologi sederhana ini memberi dampak jangka panjang,” ujarnya.
Walikota Parepare, Tasming Hamid pun menyambut baik inisiatif PNUP ini. Bagi mereka, ucap Tasming, proyek di kawasan Masjid Terapung bukan sekadar mitigasi teknis, tetapi juga simbol kolaborasi akademisi, pemerintah, dan masyarakat dalam merawat ruang pesisir kota. (Hdr)