Sebagai perbandingan, sejumlah daerah bahkan pemerintah provinsi harus menggelontorkan anggaran miliaran rupiah untuk pelaksanaan SPMB. Keberhasilan Makassar menjadi bukti nyata bahwa inovasi dan kolaborasi mampu menggantikan biaya besar yang kerap membebani anggaran negara maupun daerah.
Tak hanya berhenti pada efisiensi, Disdik Makassar juga melibatkan sekolah swasta dalam mengakomodasi peserta didik yang tidak tertampung di sekolah negeri. Melalui skema CSR dan subsidi silang, anak-anak tetap dapat mengenyam pendidikan dengan biaya yang lebih ringan, adil, dan merata.
Disdik Makassar pun terus memaksimalkan program prioritas lain, yakni seragam sekolah gratis. Tahun ini, sebanyak 14 ribu murid SMP menerima manfaat program tersebut. Jika dihitung, penghematan yang dirasakan orang tua mencapai Rp21 miliar, setara biaya seragam Rp1,5 juta per anak.
Langkah inovatif ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan berkualitas tidak selalu identik dengan biaya mahal. Dengan sinergi pemerintah, sekolah swasta, dan stakeholder, Kota Makassar berhasil menunjukkan bahwa semua anak bisa sekolah tanpa terbebani biaya besar. Sebuah inspirasi bagi daerah lain di Indonesia. (*Rz)