Lebih lanjut, Agustinus mengingatkan agar semua pihak menahan diri serta berperan serta dalam menjaga keamanan dan ketertiban dengan menciptakan suasana sejuk dan teduh, “stop melakukan segala bentuk tindakan anarkis. Ia menegaskan, apabila situasi tidak terkendali, dampaknya akan langsung dirasakan masyarakat, termasuk terhambatnya aktivitas ekonomi dan sosial. “Kita berharap masyarakat dapat menahan diri. Jika kita bergejolak, maka kehidupan ekonomi bisa terhenti dan berdampak panjang,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Agustinus juga menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas meninggalnya Affan Kurniawan serta para korban kebakaran di Kantor DPRD Kota Makassar. Ia berharap masyarakat dapat mengambil hikmah dari musibah ini dengan memperkuat rasa empati, solidaritas, dan kepedulian terhadap sesama.
Nada serupa disampaikan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Ambo Asse. Ia menyampaikan duka cita atas peristiwa kebakaran yang melanda gedung DPRD Sulsel dan DPRD Makassar pada 29–30 Agustus 2025 lalu. Peristiwa tersebut bukan hanya menimbulkan kerusakan, tetapi juga merenggut korban jiwa serta meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan masyarakat.
Ambo mengajak semua pihak untuk menjaga keteduhan sosial, menghindari tindakan yang memperluas kerusakan, serta berpegang pada nilai-nilai kearifan lokal seperti sipakatau, sipakainge’, sipakalebbi, siri’ na pacce yang menuntun masyarakat Sulsel untuk saling menghormati, memuliakan, dan mencegah mudarat. Ia juga mendorong adanya ruang dialog dan musyawarah sebagai solusi yang bermartabat.
Dengan semangat kebersamaan, kedua tokoh ini berharap masyarakat tidak larut dalam provokasi maupun disinformasi. Mereka mengajak agar setiap warga menjadikan peristiwa ini sebagai momentum memperkuat persaudaraan, menjaga perdamaian, dan saling mengasihi. Di tengah ketidakpastian, hanya sikap bijak, tenang, dan penuh kepedulian yang akan mengantarkan bangsa ini pada harmoni dan kemajuan. (*Rz)