Tokoh konservasi Dr. Suyanto Mahdiputra selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan menilai bahwa kunjungan turis asing ini menjadi momentum penting untuk memperkenalkan kekayaan hayati dan budaya Indonesia ke kancah internasional. Salah satu atraksi yang paling memikat wisatawan adalah interaksi dengan ular kobra. “Satwa liar memang berbahaya, tetapi dengan pendekatan yang tepat, kita bisa menjalin komunikasi dan menunjukkan bahwa manusia dan satwa dapat hidup berdampingan. Karena itu, menjaga habitat mereka adalah warisan berharga untuk generasi mendatang,” ungkapnya.
Acara ditutup oleh Ketua Yayasan KSL, Boyatno atau akrab disapa Bobo, yang menegaskan komitmen KSL dalam memperluas program ini ke lebih banyak destinasi wisata dan menjangkau turis dari berbagai negara. Ia mengajak seluruh pihak untuk bergandengan tangan menjaga kelestarian alam. “Melalui Cinta Satwa, mari kita bangun persahabatan antarbangsa dan bersama-sama merawat bumi demi masa depan yang lebih baik,” ujarnya penuh semangat. (*Rz)