Melalui Bimtek ini, para guru utama diharapkan tidak hanya menguasai metode pengajaran bahasa daerah, tetapi juga menjadi motor penggerak dalam menghidupkan kembali penggunaannya di ruang-ruang belajar. Dengan begitu, bahasa daerah dapat tetap terjaga, diwariskan, dan dibanggakan oleh generasi mendatang.
Selain peningkatan kompetensi, kegiatan ini juga menekankan peran guru utama sebagai agen pengimbas. Setelah mengikuti Bimtek, mereka diharapkan mampu menularkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh kepada guru sejawat maupun siswa di sekolah masing-masing.
Lebih jauh, revitalisasi bahasa daerah bertujuan menjaga kelangsungan bahasa dan sastra lokal, menemukan fungsi serta ranah baru bagi penggunaannya, sekaligus menciptakan ruang kreativitas bagi siswa untuk terus berinovasi melalui bahasa ibu mereka.
“Revitalisasi bahasa daerah adalah upaya melindungi dari kepunahan, menghidupkan kembali penggunaannya, dan mendorong generasi muda untuk bangga berbahasa daerah,” tegas Achi Soleman, menutup sambutannya dengan penuh optimisme. (*Rz)