Ia menyinggung program Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan Makan Bergizi Gratis (MBG) gagasan Presiden Prabowo Subianto yang kini menyasar pesantren.
“Santri tidak hanya harus kuat ilmunya, tapi juga sehat jasmani dan tercukupi gizinya,” katanya.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Amien Suyitno menegaskan Hari Santri bukan sekadar seremoni tahunan.
Menurut dia, pesantren telah menjadi pusat pemberdayaan umat, penguatan moderasi beragama, sekaligus motor kemandirian bangsa.
“Karena itu, penguatan kelembagaan pesantren melalui eselon I khusus merupakan langkah strategis yang sangat penting,” ucapnya.
Pembukaan Hari Santri 2025 diwarnai tiga agenda utama, yaitu, Halaqah Kebangsaan bertema Memaknai Ulang Resolusi Jihad : Dari Pesantren untuk Kemaslahatan Bangsa, layanan kesehatan gratis di empat pesantren Jombang, serta peninjauan program makan bergizi gratis di dua pesantren.
Rangkaian acara bakal berlanjut hingga Oktober dengan agenda berskala nasional dan internasional, diantaranya Halaqah Kebangsaan di delapan titik pesantren, Musabaqah Qiraatil Kutub Internasional, Gerakan Ekoteologi Pesantren, Expo Kemandirian Pesantren, Pesantren Award, Doa Santri untuk Negeri, Apel Hari Santri pada 22 Oktober, hingga Malam Bakti Santri bersama Presiden Prabowo Subianto.
“Semua kegiatan ini menegaskan Hari Santri sebagai momentum memperkuat kontribusi pesantren dalam membangun Indonesia yang sehat, berdaya saing, dan berperadaban dunia,” tandas Amien. (Hdr)