Lebih jauh, Prof. Jufri menekankan pentingnya inovasi di era digital. Menurutnya, pustakawan dan arsiparis dituntut menghadirkan solusi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, namun tetap berpijak pada nilai inklusivitas sosial dan kearifan lokal.
“Profesi ini bukan sekadar pekerjaan, melainkan panggilan jiwa. Kita terpanggil untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus menjaga warisan dokumenter bangsa,” tegasnya penuh semangat.
Sementara itu, Plt. Sekda Enrekang, Dr. Zulkarnaen Kara, turut memberikan apresiasi. Ia menyampaikan bahwa literasi memiliki peran krusial dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Ia mencontohkan bagaimana edukasi tentang perkebunan kopi sering tidak diterima masyarakat karena rendahnya literasi. “Setelah masyarakat dibawa langsung ke kebun kopi, barulah mereka paham. Padahal ilmu itu sudah ditetapkan 20 tahun lalu,” ungkapnya.
Zulkarnaen juga menyinggung pentingnya kearsipan. Ia menceritakan bagaimana arsip yang terbawa pulang pejabat usai masa tugas sering menimbulkan masalah hukum. “Kami bolak-balik dipanggil aparat penegak hukum hanya karena selembar arsip,” ujarnya.
Ia pun menegaskan komitmennya untuk memfasilitasi IPI dan AAI agar dapat berkolaborasi dengan para pimpinan daerah. “Semoga IPI dan AAI memberi kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas layanan perpustakaan dan kearsipan di daerah ini,” pungkasnya. (*)