Kinerja luar biasa ini mendapat pengakuan luas. Berdasarkan survei Litbang Kompas, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Kementerian Pertanian (Kementan) mencapai 71,5% angka yang mencerminkan kepercayaan rakyat terhadap kerja nyata di lapangan.
“Ini angka yang cukup tinggi,” tulis laporan survei tersebut, “karena masyarakat melihat langsung hasil kebijakan Kementan dalam memperkuat ketahanan pangan”.
Kepuasan publik ini menjadi indikator bahwa arah kebijakan pertanian Indonesia berjalan di jalur yang benar, berpihak pada petani, menjamin pasokan dan menjaga harga agar tetap stabil bagi konsumen.
Satu Komando Menuju Kedaulatan
Apresiasi juga datang dari Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Menko Zulhas), yang memuji kesungguhan Andi Amran Sulaiman dalam menjalankan amanah negara.
“Pak Mentan, selamat atas tambahan tugas. Saya kadang-kadang kasihan melihat beliau, karena beban tugasnya tidak ringan. Tapi kita tahu, Pak Presiden pikirannya besar dan dampaknya luas, sesuai tujuan kita untuk merdeka pangan.”
Menko Zulhas juga mengingatkan bahwa semua pihak harus berjalan satu arah:
“Tidak mungkin kita menjadi negara maju tanpa kedaulatan pangan. Ini menyangkut hajat hidup orang banyak, nasib petani, nelayan dan peternak. Karena itu, kita semua harus satu komando di bawah Presiden Prabowo. Tidak boleh ada manuver lain” tuturnya.
“Satu visi, satu arah, satu komando, demi kedaulatan pangan Indonesia. Karena yang kita perjuangkan bukan hanya swasembada, tapi martabat bangsa.”
Menutup Jalan Panjang Menuju Kedaulatan
Perjalanan ini belum berakhir, tetapi arah sudah jelas. Di bawah kepemimpinan Andi Amran Sulaiman, sektor pertanian bergerak cepat menuju kemandirian pangan yang nyata.
Ia tahu benar, tantangan tidak akan pernah habis. Tapi seperti pesan ayahnya, ia memilih untuk tidak berhenti, sebelum tugasnya selesai.
Swasembada bukanlah akhir, melainkan gerbang menuju ekosistem pangan nasional yang berdaulat, berkeadilan dan berkelanjutan.
“Kita tidak sekadar ingin swasembada, tapi ingin memastikan bahwa petani makmur, rakyat tenang dan Indonesia berdiri di atas kaki sendiri”.
Penutup
Dari Barak di Bone Sulawesi Selatan hingga ruang rapat Istana, dari lumpur sawah hingga forum internasional, langkah Andi Amran Sulaiman adalah simbol bahwa kerja keras, keberanian dan keikhlasan adalah tiga kunci utama menuju kejayaan bangsa.
Di tangannya, amanah bukan beban, melainkan ibadah.
Dan seperti pesan sang ayah yang kini menjadi pesan bangsa: “Jangan berhenti sebelum tugasmu selesai”.
Eramas 2000, 14 Oktober 2025
Penulis, Aktivis dan Pemerhati Organisasi.