Menanggapi hasil sidang tersebut, pemerhati sosial Jupri menilai bahwa penundaan sidang seharusnya tidak mengurangi keseriusan majelis hakim dalam menuntaskan perkara yang menyangkut kekerasan terhadap perempuan.
“Kita berharap agar majelis hakim dan jaksa tetap menunjukkan komitmen dalam memberikan rasa keadilan bagi korban. Kasus seperti ini jangan sampai berlarut-larut, karena selain menyangkut luka fisik, ada juga dampak psikologis yang berat bagi korban,” Ujar Jupri usai mengikuti jalannya sidang.
Lebih lanjut, Jupri juga mengaku heran dengan situasi yang terjadi menjelang sidang, di mana dua orang hakim PN Makassar disebut-sebut mendadak sakit pada hari persidangan yang bersamaan dengan kehadiran banyak mahasiswa, aktivis, dan rekan media yang datang untuk memberikan dukungan moral kepada Tanti Rudjito (TR).
“Kami cukup heran, kok bisa dua hakim sekaligus di duga, dikabarkan sakit di hari yang sama, padahal sidang ini sedang jadi sorotan publik dan dihadiri banyak mahasiswa serta media. Semoga ini murni karena alasan kesehatan, bukan karena tekanan situasi,” Tutur Jupri dengan nada kritis.
Jupri menambahkan bahwa masyarakat kini menanti kelanjutan sidang pekan depan untuk melihat keseriusan aparat penegak hukum dalam menangani kasus ini secara transparan dan berkeadilan.
“Kita tunggu episode minggu depan. Publik akan menilai sejauh mana komitmen PN Makassar dalam menegakkan keadilan bagi korban kekerasan perempuan,” Pungkas Jupri. (*).