Selain itu, turut berpartisipasi Pokja IV TP-PKK Toraja Utara, dokter spesialis THT dari PERHATI-KL Cabang Sulsel-Maluku-Papua, IDI Cabang Toraja Utara, Dinas Kesehatan, Pokja Bunda PAUD, serta Ikatan Guru TK Indonesia (IGTKI) Toraja Utara.
Program Safari BBT PAUD ini disebut sebagai yang pertama di Indonesia, dan menjadi inovasi lanjutan dari kegiatan serupa yang sebelumnya menyasar siswa sekolah dasar pada 2013–2015.
Saat itu, PGPKT Toraja Utara berhasil memeriksa 35.686 siswa dari 192 sekolah dasar, dengan temuan kasus kotoran telinga mencapai 44,61 persen, termasuk 20,38 persen yang terjadi di kedua telinga.
“Data hasil pemeriksaan tahun ini akan menjadi sumber informasi penting untuk pemerintah dan pemangku kepentingan dalam merancang kebijakan kesehatan pendengaran anak. Ini bagian dari upaya kami mendukung program Sound Hearing 2030,” tambah Damayanti.
Melalui Safari BBT ini, diharapkan anak-anak usia dini di Toraja Utara dapat tumbuh sehat, berkomunikasi lebih baik, dan meraih prestasi belajar yang optimal. (pri)