Mentan Amran Memupus Mimpi Ekonom Pro-Mafia Pangan, Defiyan Cori?

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Bukti lainnya, stok beras Bulog kini mencapai 4,2 juta ton tertinggi sepanjang sejarah. Cadangan sebesar ini cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional hingga pertengahan 2026 tanpa satu butir pun beras impor. Fakta ini sekaligus menegaskan bahwa narasi pesimis sebagian ekonom tidak hanya keliru, tetapi juga kehilangan konteks. Mereka berbicara seolah negeri ini kekurangan, padahal gudang-gudang Bulog justru melimpah.

Dan yang paling penting: impor beras tahun 2025 sudah nol. Tidak ada lagi kapal beras yang bersandar di pelabuhan-pelabuhan Indonesia. Maka jangan lagi menghitung beras dari impor, karena tidak ada yang bisa dihitung. Anda akan lelah mencarinya. Sebab pada 2025 hingga 2026, produksi beras terus meningkat dan ketahanan pangan kian kokoh.

Di sinilah letak perbedaan mendasar: Mentan Amran betul-betul telah mengunci pintu impor beras. Kebijakan ini bukan simbol, melainkan tindakan nyata yang menegaskan kedaulatan. Karena itu, sungguh menyedihkan ketika masih ada ekonom yang tetap menulis dengan nada pesimis, seolah mereka kehilangan sumber inspirasi karena pintu impor telah tertutup rapat.

Narasi semacam itu tidak hanya menyesatkan, tetapi juga mengabaikan kerja keras jutaan petani yang kini bisa tersenyum karena hasil panennya dihargai dan diserap dalam negeri. Selama bertahun-tahun, sebagian kalangan terbiasa dengan pola lama: membuat wacana krisis untuk kemudian menjustifikasi impor. Tapi pola itu kini gagal total. Data BPS, data FAO, data USDA, stok Bulog, dan kebijakan pupuk yang berpihak telah menutup semua ruang bagi permainan lama itu.

Di bawah kepemimpinan Amran Sulaiman, Indonesia tidak sedang berbicara soal swasembada sebagai cita-cita, melainkan sebagai realitas. Produksi meningkat, stok melimpah, harga stabil, dan petani menikmati hasil. Semua unsur kedaulatan pangan kini berdiri di tempatnya.

Baca juga :  Belum Setahun Digunakan, GOR Rp 5 Milyar di Wajo Sudah Bocor, Kualitas Proyek Dipertanyakan

Maka benar adanya jika dikatakan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman telah memupus mimpi para ekonom pro-impor beras. Fakta telah berbicara, dan data tidak pernah berbohong. Mereka yang dulu bersandar pada logika impor kini kehilangan pijakan, karena Indonesia sudah bisa berdiri tegak di atas kakinya sendiri.

Swasembada bukan lagi mimpi. Ia telah menjadi kenyataan. Dan bagi sebagian ekonom yang dulu hidup dari narasi impor, kenyataan ini mungkin memang terasa menyedihkan. (*)

1
2
TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Dalam Festival Sapi APPSI di Jember, Mentan Amran Dorong Kemandirian Daging Nasional

PEDOMANRAKYAT, JEMBER - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menghadiri Festival Sapi APPSI Bupati Jember Cup Season 2...

Mentan Amran Sebut Pertanian Solusi Selesaikan Kemiskinan Ekstrem di Jember

PEDOMANRAKYAT, JEMBER - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa sektor pertanian merupakan solusi paling efektif untuk...

Denyut Kehidupan di Car Free Day: (9) Jejeran Kukusan Hasil Bumi Uapi Jl. Boulevard

Andi Nadya Tenrisulung Prodi Sastra Jepang FIB/Magang ‘identitas’ Kepulan asap dari dandang, ‘menari’ mengepul menggoda sepasang mata untuk mendekat. Dijajalinya...

Kakanwil Kemenag Sulsel Lantik 10 Pejabat Administrator

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, H. Ali Yafid, melantik sepuluh pejabat administrator...