Selain soal produksi dan hilirisasi, Mentan Amran juga menyampaikan laporan terkait kebijakan stabilisasi harga beras. Pemerintah, kata dia, terus melanjutkan operasi pasar bersama Bulog untuk memastikan harga beras tetap berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Dua bulan terakhir harga beras mulai turun, namun kami tidak akan berhenti. Operasi pasar terus kami jalankan hingga seluruh harga di lapangan benar-benar stabil,” tegas Mentan Amran.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data bahwa produksi beras tahun 2025 mencapai 34,77 juta ton, meningkat 13,54 persen dibandingkan tahun lalu. Lonjakan tersebut didorong oleh kenaikan luas panen hampir 13 persen, dengan potensi produksi padi mencapai 60,34 juta ton gabah kering giling (GKG).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyebut kenaikan produksi beras tahun ini sebagai tonggak penting menuju swasembada pangan.
“Potensi produksi beras 2025 meningkat terutama pada subround pertama (Januari–April), yang tumbuh 26,54 persen dibanding tahun sebelumnya,” kata Pudji.
Mentan Amran menegaskan bahwa pencapaian ini bukan hanya meneguhkan kembali posisi Indonesia menuju kedaulatan pangan, tetapi juga membuktikan efektivitas kebijakan yang dijalankan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. (*)

