Putra Mahkota juga menyoroti pentingnya kesadaran kolektif dalam merawat situs-situs sejarah. Ia mengingatkan bahwa warisan budaya tidak akan berarti jika hanya menjadi catatan buku atau nama dalam arsip, tanpa kepedulian untuk dijaga dan dihidupkan. Kesadaran tersebut, menurutnya, harus ditanamkan sejak dini, terutama bagi generasi muda.
Kegiatan ziarah ini menjadi awal dari rangkaian penelusuran lebih luas terhadap jejak sejarah Kerajaan Gowa di berbagai daerah. Program ini akan melibatkan tokoh adat, budayawan, akademisi, serta masyarakat lokal agar pelestarian budaya tidak hanya bersifat simbolis, tetapi menjadi gerakan yang berkelanjutan dan berdampak nyata.
Dengan semangat pelestarian dan penghormatan terhadap sejarah, Kerajaan Gowa berharap dapat meneguhkan kembali peran budaya dalam memperkuat identitas bangsa. Melalui langkah-langkah seperti ini, nilai-nilai luhur yang diwariskan para pendahulu diharapkan tetap hidup, menjadi inspirasi, dan mendorong terciptanya generasi yang berakar pada budaya namun terbuka pada kemajuan. (*Rz)

