Menurut Syamsul Risal, Koordinator Alumni 75, pertemuan ini menjadi bukti bahwa ikatan emosional yang terjalin puluhan tahun lalu masih tetap hangat hingga kini.
“Bagi kami, ini bukan sekadar reuni. Ini rumah kedua. Di sini kita kembali muda, kembali mengenang masa di mana semua cita-cita dimulai,” ujarnya sambil tersenyum.
Momen makan siang sederhana berubah menjadi ruang penuh kenangan — cerita lama kembali diungkap, tawa mengisi jeda, dan rasa syukur terasa di setiap pelukan.
“Lima puluh tahun bukan waktu yang sebentar. Tapi persaudaraan ini membuktikan, waktu hanya membuat kita makin dekat,” tutup Rasmidar Samad dengan nada haru. ( ab )

