Dalam sesi penyampaian materi, Andi Nunung juga mengulas dasar-dasar HAM, sejarah lahirnya, hingga implementasinya di lingkungan sekolah.
Ia menekankan, perundungan, diskriminasi, dan tindakan yang merendahkan martabat merupakan bentuk pelanggaran HAM yang sering kali terjadi tanpa disadari.
Melalui sesi diskusi interaktif, para siswa diberi ruang untuk berbagi pengalaman mengenai pelanggaran hak yang pernah mereka saksikan, sekaligus membahas cara menyikapinya. Hal ini menunjukkan, isu HAM sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Kepala sekolah dari kedua satuan pendidikan, yaitu Abd. Gaffar, SP., M.Pd. (SMAN 4 Takalar) dan H. Abd. Rauf, S.Pd., M.Si. (SMPN 2 Galesong Utara), menyampaikan apresiasi atas kehadiran KemenHAM Sulsel dalam memberikan edukasi HAM.
Mereka menegaskan, pendidikan HAM penting dalam membentuk karakter pelajar yang toleran, empatik, dan menghargai keberagaman.
“Terima kasih kepada Kanwil HAM Sulsel atas kegiatan ini. Edukasi seperti ini sangat dibutuhkan, karena pembinaan sikap saling menghormati serta penciptaan lingkungan belajar yang aman dan nyaman adalah komitmen bersama,” ujar Abd. Gaffar.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah KemenHAM Sulsel, Daniel Rumsowek, menyampaikan, penguatan HAM bagi pelajar merupakan langkah strategis membangun generasi yang humanis dan sadar hukum.
“Pendidikan HAM harus menjangkau hingga ke akar rumput. Kita ingin membentuk generasi yang mampu menghargai perbedaan, menolak kekerasan, dan menjadikan nilai kemanusiaan sebagai pedoman hidup,” katanya.
Daniel berharap nilai-nilai HAM dapat tertanam kuat sejak dini sehingga tercipta lingkungan sekolah yang inklusif, aman, dan menghargai martabat setiap anak. (Hdr)

