“Gerakan gemerlap bukan sekedar program pemerintah melainkan gerakan hati rakyat Selayar. Sejak ditabuh, seluruh masyarakat, ASN, petani, pemuda, dan pelajar bahu-membahu mempersiapkan dan melaporkan lahan mereka untuk ditanami kelapa. Kini telah tersedia 8.000 hektare lahan siap tanam dan masih siap bertambah,” terang Bupati Natsir.
Ia menambahkan bahwa kelapa adalah bagian dari budaya lokal, termasuk tradisi mahar pernikahan 40 butir kelapa sebagai simbol kejujuran dan masa depan.
Bupati juga meminta dukungan pemerintah pusat untuk pupuk subsidi, harga acuan, fasilitas kultur jaringan jeruk Selayar, serta alat berat untuk pembukaan lahan.
Dalam arahannya, Mentan Amran menekankan bahwa hilirisasi kelapa memiliki nilai tambah yang sangat besar dengan nilai ekonomi melonjak berkali lipat.
“Kalau air kelapa kita kemas premium, nilainya bisa mencapai Rp 2.400 triliun. Total hilirisasi kelapa Indonesia bisa tembus Rp 4.800 triliun, hampir Rp 5.000 triliun,” jelasnya.
Nilai tersebut, lanjutnya, setara satu setengah kali APBN Indonesia hanya dari satu komoditas. Karena itu, ia mendorong Selayar menjadi model nasional pengembangan kelapa dan mengangkat kearifan lokal seperti tradisi mahar 40 kelapa.
Mentan Amran berharap Gerakan Menanam Lima Juta Pohon Kelapa dapat menjadi tonggak kebangkitan kelapa nasional, memperkuat hilirisasi, membuka lapangan kerja, serta meningkatkan kesejahteraan petani.
“Ini luar biasa Selayar. Kami bangga dengan masyarakat Selayar. Ini bisa menjadi kearifan lokal, kita angkat ke tingkat nasional,” pungkas Mentan Amran. (*)

