Ali Yafid menjelaskan, peningkatan tersebut merupakan hasil sinergi pemuka agama, majelis agama, FKUB, organisasi keagamaan, dan pemerintah daerah. Sepanjang 2025, Kanwil Kemenag Sulsel melaksanakan berbagai program yang mencakup dialog lintas agama dan budaya, peningkatan kapasitas moderasi beragama, penguatan sistem deteksi dini, hingga kampanye kerukunan berbasis digital.
“Peningkatan indeks ini mencerminkan ekosistem harmoni yang sehat di Sulawesi Selatan. Ini buah konsistensi semua pihak dalam merawat kerukunan,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan, FKUB Provinsi Sulsel dan FKUB Kota Makassar masuk dalam tiga besar nominasi Harmony Award 2025, sebagai bentuk pengakuan nasional atas efektivitas pembinaan kerukunan.
Ketua FKUB Provinsi Sulsel, Prof. Dr. H. Muammar Bakry, Lc., MA., menambahkan pentingnya memperkuat persaudaraan lintas iman. Ia menegaskan, seluruh manusia berasal dari satu asal kemanusiaan dan memiliki kewajiban moral untuk menjaga kedamaian, menghormati perbedaan, serta merawat keberagaman.
Silaturahmi tersebut, kata dia, menegaskan komitmen bersama antara pemerintah pusat, Kanwil Kemenag Sulsel, FKUB, dan pemuka lintas agama untuk menjaga Indonesia sebagai ruang hidup bersama yang damai dan toleran.
Menutup pertemuan, Menteri Agama menekankan, kerukunan harus dirawat melalui dialog, pendidikan keagamaan yang kuat, dan keterbukaan untuk saling belajar. Ia berharap seluruh elemen masyarakat Sulawesi Selatan, mulai dari pemerintah, pemuka agama, organisasi keagamaan, hingga masyarakat, terus memperkuat sinergi dalam menjaga ketahanan kerukunan dan persaudaraan kebangsaan. (Hdr)

